Warga Padalarang Ini Sulap Sampah Plastik jadi Paving Block, Masih Manual Alat Terbatas
Melihat sampah plastik rumah tangga berserakan, Toni Permana (37) warga Kampung Sukamaju
Penulis: Syarif Pulloh Anwari | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Pulloh Anwari
TRIBUNJABAR.ID, PADALARANG - Melihat sampah plastik rumah tangga berserakan, Toni Permana (37) warga Kampung Sukamaju, Desa/Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat terketuk hatinya untuk memperbaiki lingkungan. Dia pun mendaur ulang sampah plastik menjadi paving block.
Menurut Toni mengubahnya menjadi paving block merupakan satu solusi untuk mengurangi sampah plastik rumah tangga, sekaligus menjadi barang berharga.
"Inisiatif berawal dari lingkungan yang banyak sampah plastik, baik itu di selokan, sekitar sekolahan, untuk menguranginya sampah itu, saya terinspirasi dari situ, niat ingin mengurangi sampah, " ujar Toni di tempat pembuatannya, Rabu (26/8/2020).
Berawal dari tahun 2017, dirinya mencoba memulai mengumpulkan sampah plastik seperti bekas bungkus kopi, mie dan bungkus sampo yang diberikan oleh warga itu, ia sulap dijadikan paving block dengan alat seadanya seperti tungku yang terbuat dari batu bata, kompor serta alat cetak paving blocknya.
• Pernikahan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah di GBK Terancam Ditunda, Ini Fakta-faktanya
"Jadi program sedekah dari warga seperti sampah residu atau sampah tidak laku dijual, seperti bekas bungkus kopi, mie dan sampo itu saya kumpulkan dijadikan barang berharga yaitu paving block ini, " katanya.
Di tempat lokasi produksi pembuatan paving blocknya itu nampak alat pembuatannya dibuat dari alat seadanya, seperti alat cetak paving block serta alat pres-nya.
Proses pembuatan paving block plastik ini hanya membutuhkan waktu 30 menit dari proses melelehkan sampah plastiknya hingga siap dicetak menjadi barang paving block.
"Proses pembuatannya manual dengan cara di bakar menggunakan kompor, dicetak dengan secara manual dengan alat di bikin sendiri, " ujarnya.
Toni yang dibantu oleh kelima warganya itu, hanya bisa menghasilkan 15 buah perharinya.
Lantaran proses pembuatannya menggunakan alat manual, ia tak bisa memproduksi paving block-nya dengan jumlah banyak.
• Sempat Dikritik, Pembangunan Jalan Poros Tengah di Garut Dihentikan, Anggaran Jadi Silpa
"Berhubung produksinya terbatas akibat alat kami menjual hanya kepada komunitas - komuntas saja. Sempat ada yang pesan di Cileunyi, namun di tolak lantaran pesanannya terlalu banyak, saya tidak menyanggupi, karena keterbatasan alat itu, " katanya.
Toni mengungkapkan soal kualitas paving block plastik yang dibuatnya itu tak kalah dengan paving block yang seperti biasa terbuat dari batu.
Malahan menurutnya, kualitas paving block plastiknya itu tahan banting serta memiliki bobot berat yang cukup ringan.
Ia pun memperlihatkan kekuatan paving block plastiknya itu dilempar beberapa kali, nampak tak ada sedikitpun yang terbelah.
Kualitas paving block-nya itu sudah teruji saat ada seseorang yang pesan untuk dipasang di halaman rumahnya itu, hingga kini belum ada keluhan sama sekali terhadapnya.
• PKS Tegaskan Calon Mereka untuk Pilkada Kabupaten Bandung Bukan Hanya Gun Gun Gunawan
Produk paving block ini sudah ada yang beli dan diuji dipasang di taman halaman rumah, karena paving block ini diprioritaskan untuk taman halaman, alhamdulillah lihat ini, dibanting juga masih tetap nempel enggak ada yang pecah," ujarnya.
Untuk harga, Toni menjualnya per meter diharga Rp 220 ribu dengan isinya sebanyak 25 buah.