Kabar Baik, 50 SMA/SMK di Cianjur Boleh Belajar Tatap Muka Pertengahan Bulan Ini

MA dan SMK di 18 kecamatan yang masuk zona hijau di Kabupaten Cianjur ditargetkan mulai belajar tatap muka pada pertengahan Agustus 2020.

Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Giri
ISTIMEWA
Daftar kecamatan di Cianjur yang sekolahnya boleh melaksanakan kegiatan belajar tatap muka. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferri Amiril Mukminin

TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - SMA dan SMK di 18 kecamatan yang masuk zona hijau di Kabupaten Cianjur ditargetkan mulai belajar tatap muka pada pertengahan Agustus 2020. Jumlah sekolah yang boleh melakukan tatap muka terdiri atas 35 SMA, 13 SMK, dan 2 SLB.

Sejumlah tahapan dan persiapan akan dilakukan agar siswa tetap aman dari pandemi Covid -19.

Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Wilayah VI Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Esther Miory, mengatakan, dari total 278 SMA/SMK di Cianjur, ada sekitar 50 sekolah yang siap memulai pembelajaran tatap muka.

Rencananya kegiatan belajar mengajar secara tatap muka digelar pada 18 Agustus 2020.

"Dari 18 kecamatan yang masuk dalam zona hijau, kurang lebih ada 50 sekolah. Kalau tidak berhalangan, kegiatan belajar tatap muka mulai digelar 18 Agustus 2020," ujar Esther, Kamis (6/8/2020).

Menurutnya, jumlah tersebut bisa saja berkurang. Dari Pemprov Jabar ada pengurangan jumlah sekolah yang bisa melaksanakan KBM tatap muka lantaran adanya kecamatan yang tidak lagi zona hijau.

"Kami masih tunggu apakah di Cianjur juga ada yang dikurangi atau tidak. Jadi datanya masih berubah, tergantung pada perkembangan kasus," katanya.

Untuk sekolah yang nantinya tetap mendapat izin untuk belajar tatap muka, sejumlah tahapan dan persiapan harus dilalui.

Di antaranya menyiapkan sarana dan prasarana menunjang.

Mulai dari pembagian jadwal belajar siswa, alat pelindung diri seperti masker dan face shield, hingga jarak antar meja siswa.

Kodim 0607 Kota Sukabumi Perbaharui Semua Koramil untuk Fasilitasi Siswa Belajar Daring

"Rencananya masker dan pelindung wajah (face shield) disediakan sekolah. Kemungkinan dari dana bantuan sekolah sumbernya. Tapi itu masih dikaji. Pada intinya bagaimana menjamin siswa aman," katanya.

Selain itu, para tenaga pengajar juga akan dibatasi. Yang diizinkan mengajar hanya yang usianya di bawah 45 tahun. Bahkan mereka juga harus menjalani rapid test.

Bio Farma Hari ini Lakukan Kick Off dan Simulasi Uji Klinis Vaksin Covid-19

"Untuk yang lebih dari 45 tahun, mengajarnya daring. Sebab imunitasnya tidak sebugar tenaga pengajar di bawah usia 45 tahun. Kami minimalisasi risiko," kata Esther.

"Kembali lagi, banyak tahapan yang mesti dilalui. Makanya kami tidak akan terburu-buru. Tanggal 18 pun jika tidak ada kendala. Sesuai dengan arahan bapak Kepala Disdikbud, yang diutamakan tetap kesehatan, meskipun sekolah tetap muka dinanti," katanya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved