Ini Kekhawatiran Doni Monardo Jika KBM Tatap Muka di Sekolah di Jabar Dimulai Lagi

Doni Monardo, meminta pemerintah, pihak sekolah, dan masyarakat, untuk berhati-hati dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah.

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Giri
Tribun Jabar/Daniel Andreand Damanik
Ketua Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Ketua Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo, meminta pemerintah, pihak sekolah, dan masyarakat, untuk berhati-hati dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah. Hal ini terkait dengan rencana pembukaan kembali kegiatan belajar mengajar (KBM) di wilayah zona hijau di Jawa Barat.

Doni Monardo mengatakan, berdasarkan data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, di Indonesia hanya ada 27 persen daerah tingkat kabupaten atau kota yang masuk dalam zona hijau.

"Kalau dari tim data, di Jabar tidak ada zona hijau, kebanyakan zona kuning," ujar Doni Monardo di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (6/8/2020).

Doni mengatakan, dari 27 persen daerah yang sudah masuk zona hijau pun, masih ada perdebatan antara pemerintah dengan pihak lainnya mengenai pembukaan kembali KBM secara tatap muka di sekolah.

"Banyak yang senang, tapi banyak yang keberatan. Tapi pemerintah memberikan kebebasan kepada kepala daerah dan pejabat dinas untuk memutuskan dan memilih, apakah mulai kegiatan atau tidak," katanya.

Bentuk Sosialisasi, Petugas Gabungan di Majalengka Berhentikan Puluhan Pengendara tak Bermasker

Terkait dengan keinginan Pemprov Jabar membuka kembali sekolah di zona hijau tingkat kecamatan, Doni mengembalikan hal tersebut sesuai dengan kebutuhan daerahnya. Sebab, setiap pemerintah daerah memiliki kebijakan tersendiri melihat kondisi penyebaran kasus Covid-19.

"Kepala daerah dan kepala sekolah lebih tahu kondisi di wilayahnya. Kalaupun memang harus dimulai tatap muka, semua protokol kesehatan harus dipersiapkan, tahap prakondisi jangan ditinggalkan," ujarnya.

Selain simulasi dan prakondisi, katanya, hal yang penting untuk menggelar kembali sekolah secara tatap muka adalah ketersediaan pendeteksi suhu tubuh, sarana cuci tangan, sampai teknis penanganan kesehatan dan pelaksanaan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Kabar Baik, 50 SMA/SMK di Cianjur Boleh Belajar Tatap Muka Pertengahan Bulan Ini

Ketika persiapan sekolah sudah matang dari segi fasilitas dan protokol kesehatannya, Doni mengimbau setiap sekolah melakukan simulasi terlebih dulu. Harapannya agar para peserta didik mulai membiasakan kembali sekolah dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Jangan sampai, ketika mereka sekolah kembali justru melakukan hal-hal yang bisa menimbulkan penyebaran virus. Apalagi peserta didik sebelumnya sudah terbiasa dengan sekolah secara normal di sekolah sebelum adanya pandemi.

Hal yang cukup dikhawatirkan Doni adalah ketika peserta didik, khususnya TK, SD, atau SMP, yang tidak begitu paham terkait dengan penggunaan masker. Bisa jadi mereka justru bertukar masker ketika berada di lingkungan sekolah.

Menjelang diberlakukannya kembali pembelajaran tatap muka di sekolah di kecamatan zona hijau di Jawa Barat, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, menyusun peraturan tentang pembelajaran tatap muka pada masa adaptasi kebiasaan baru (AKB).

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Dedi Supandi, mengatakan, di balik pemberlakuan sekolah tatap muka kembali tersebut, kesehatan peserta didik menjadi yang paling utama yang harus dipenuhi sebelum pemenuhan hak pendidikannya.

Kodim 0607 Kota Sukabumi Perbaharui Semua Koramil untuk Fasilitasi Siswa Belajar Daring

Sekolah yang sudah bisa membuka kembali pembelajaran secara tatap muka ini pun, katanya, harus yang benar-benar siap melaksanakan prptokol kesehatan dan peraturan pencegahan Covid-19.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved