Suniroh TKW Asal Indramayu, Menelpon Sambil Menangis, Lagi Sembunyi di Bunker, Suriah Perang

Kepada keluarganya, di tahun 2011, dalam komunikasi terkahirnya, Suniroh Binti Warda sedang sembunyi di bunker karena di luar sedang ada perang.

Editor: Kisdiantoro
tribun jabar
Kisah Keluarga TKW Asal Indramayu, Orangtua Meninggal Memikirkan Nasib Anaknya di Suriah 

TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Tenaga kerja wanita (TKW) asal Indramayu, Jawa Barat, Suniroh Binti Warda, hilang di Suriah sejak tahuun 2011.

Hilangnya kabar Suniroh Binti Warda ini sangat mengkhawatirkan keluarganya di Indramayu.

Kepada keluarganya, di tahun 2011, dalam komunikasi terkahirnya, Suniroh Binti Warda sedang sembunyi di bunker karena di luar sedang ada perang.

//

Hilangnya Suniroh Binti Warda di negara Suriah menimbulkan kekhawatiran pihak keluar, termasuk para tetangga.

Ledakan di Beirut Lebanon Bikin 2 Kendaraan Milik TNI Rusak, Saat Kejadian Parkir di Pelabuhan

Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Desa Sukareja Blok Karanganyar, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu itu dikabarkan menghilang sejak tahun 2011 lalu.

Tetangga Suniroh Binti Warda, Sayati (38) mengatakan, kabar terakhir yang didapat adalah saat TKW yang diperkirakan berusia 35 tahun itu mendadak menelepon dirinya.

"Katanya lagi sembunyi lagi perang," ujar dia kepada Tribuncirebon.com saat ditemui di kediaman Suniroh Binti Warda, Selasa (4/8/2020).

Sayati melanjutkan, saat menelepon itu Suniroh Binti Warda diketahui tengah bersembunyi di bunker melindungi diri.

Ia juga menangis dan berbicara tidak karuan di telepon.

"Kecil banget suaranya waktu itu, ngomongnya juga tidak jelas," ujar dia.

Semenjak saat itu, kabar dari Suniroh Binti Warda hilang dan tidak diketahui lagi keberadaannya bagaimana.

Tidak diketahui secara pasti apakah Suniroh Binti Warda masih hidup atau tidak.

Suniroh Binti Warda sendiri diketahui berangkat ke Negara Suriah melalui jalur ilegal. Ia diberangkatkan oleh seorang sponsor asal Jatibarang.

Alasan ekonomi pasca-bercerai dengan suaminya diketahui menjadi alasannya nekad berangkat ke Negara Suriah.

Padahal di sana diketahui tengah terjadi perang saudara berkepanjangan.

Satu WNI Menjadi Korban Ledakan Dahsyat di Lebanon, Begini Kondisinya Sekarang

"Sponsornya orang Jatibarang, tapi keluarga tidak ada yang tahu, tidak ada kontak sama majikannya juga," ujar dia.

Anak Suniroh Binti Warda, Eri Andika masih berharap ibunya itu bisa segera pulang. Ia mengaku sangat khawatir dan sedih.

Mengingat kondisi negara Suriah yang merupakan negara perang.

Di sana terjadi perang saudara yang berkepanjangan bahkan sampai dengan sekarang.

"Di sana kan perang terus, khawatir. Kepikiran terus," ujar dia.

Keluarga Sudah Minta Tolong KBRI Damaskus

Suniroh Binti Warda seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Desa Sukareja, Blok Karanganyar, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu dikabarkan hilang di Suriah.

Sejak tahun 2011, keberadaan wanita yang diperkirakan berusia 35 tahun itu hilang tanpa kabar sama sekali.

Pihak keluarga pun sudah berusaha mencari keberadaan Suniroh Binti Warda hingga melaporkannya ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Damaskus Suriah, namun hingga saat ini keberadaannya belum diketahui.

Anak Suniroh Binti Warda, Eri Andika (17) mengatakan, tidak mengetahui secara pasti kondisi ibunya tersebut.

Pasalnya, saat ditinggal pergi ia baru berusia 7 tahun.

"Dikasih tahunya ibu itu kerja ke Suriah," ujarnya kepada Tribuncirebon.com saat ditemui di kediamannya, Selasa (4/8/2020).

KBRI Beirut Siap Tampung 600 WNI dari Suriah

Eri Andika merupakan anak semata wayang pasangan Suniroh Binti Warda dan suaminya Suratno. Namun, hubungan keduanya sudah lama bercerai.

Hal ini yang melandasi Suniroh Binti Warsa nekat menerima tawaran dari sponsor asal Kecamatan Jatibarang untuk berangkat ke Suriah melalui jalur ilegal.

Selama ditinggal ibunya, Eri Andika diasuh oleh kakek dan neneknya. Namun, keduanya kini sudah meninggal dunia.

Kini, ia diasuh oleh kedua pamannya di rumah kecil tersebut.

Status kedua pamannya yang sama-sama seorang duda memutuskan untuk merawat Eri Andika pasca-meninggalnya kakek dan nenek yang selama ini merawatnya.

Eri Andika bahkan harus merelakan mimpinya melanjutkan sekolah ke jenjang SMA setelah lulus SMP karena faktor ekonomi.

"Kalau makan alhamdulillah ada paman yang ngasih, bapak juga kadang suka ngasih jajan, tapi bapak tinggalnya di Desa Sukaurip di sana," ujarnya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved