Enzo Zenz Allie Menangis setelah Diterima Jadi Taruna Akmil, Ungkap Perjuangannya Sejak Kecil
Ibunya yang berdarah Sunda pun tak kuasa menahan tangis ketika melihat putra keempatnya itu menangis.
"Di luar juga tetap dilakukan pendalaman oleh Babinsa, Koramil, BAIS. Terhadap orang tuanya, Bapaknya, Ibunya kau masih ada. Kakaknya, Adiknya, Pamannya. Pendalaman itu sampai empat tahun," kata Sisriadi.
Sisriadi menegaskan, meski telah lolos seleksi Taruna Akmil dan menjalani pendidikan dan latihan, hal itu tidak menjamin Taruna tersebut tidak akan dikeluarkan dari Akademi terlebih jika dalam proses tersebut ideologi mereka berubah atau bukan Pancasila.
"Dulu teman saya juga ada yang dikeluarkan di tingkat empat karena ideologi. Walaupun ketahuannya sudah tingkat empat, negara sudah membiayai banyak, tidak masalah dikeluarkan. Yang penting tidak ada yang non Pancasilais," kata Sisriadi.
Untuk itu, ia menilai terkait dengan Enzo, pihaknya tidak terburu-buru mengambil sikap.
"Dalam hal ini, kita tidak boleh buru-buru. Kenapa? Bisa jadi dia Pancasilais, terus ada yang menyebar isu. Kalau dia tidak radikal tapi banyak yang iri bisa saja kan. Kita harus hati-hati. Kita menggunakan intelijen manusia, intelijen teknologi kita gunakan. Intinya kami tidak buru-buru menjudge dia," kata Sisriadi.
Ia pun menegaskan, jika nantinya Enzo atau Taruna lainnya terbukti secara kuat memiliki ideologi selain Pancasila maka pihaknya tidak ragu untuk mengeluarkan.
Sebaliknya, jika memang tidak terbukti maka Enzo akan tetap melanjutkan proses belajarnya di Akademi Militer.
"Kalau dia betul radikal, pasti dikeluarkan. Tapi kita harus punya bukti kuat sekali. Itu semua berlaku tidak hanya untuk Enzo, tapi kepada seluruh taruna yang sedang belajar sekarang. Kita tetap mendalami. Kalau terbukti radikal kita keluarkan, kalau tidak terbukti dia lanjut," kata Sisriadi.
Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa memutuskan TNI Angkatan Darat tetap mempertahankan Enzo yang sempat viral karena diduga terpapar ideologi dari ormas terlarang.
Hal itu disampaikannya saat konferensi pers di Markas Besar Angkatan Darat, Jakarta Pusat, Selasa (13/8/2019).
"Kami memutuskan, TNI Angkatan Darat memutuskan untuk mempertahankan Enzo Zenz Allie dan semua Taruna Akademi Militer yang kami terima beberapa waktu lalu sejumlah 364," tegas Andika.
Keputusan tersebut diambil Andika karena pihaknya telah memberikan penilaian tambahan khusus untuk Enzo dan beberapa taruna lainnya secara acak terkait ideologi.
Keputusan tersebut diambil Andika karena pihaknya telah memberikan penilaian tambahan khusus untuk Enzo dan beberapa Taruna lainnya secara acak terkait ideologi.
"Kami tidak akan mengklaim bahwa alat ukur yang kami miliki itu sudah valid. Maka kami juga mengambil salah satu alternatif alat ukur yang memang selama ini sudah dikembangkan digunakan cukup lama, akurasi, validasinya bisa dipertanggungjawabkan karena sudah digunakan selama 8 tahun," kata Andika.
Andika menjelaskan, penilaian tersebut dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu 10 dan 11 Agustus 2019.
Setelahnya, hasilnya kemudian dianalisis pada Senin (12/8/2019).
"Kesimpulannya Enzo Zenz Allie dilihat dari indeks moderasi bernegara ternyata kalau dikonversi menjadi persentase memiliki nilai 84% atau nilainya di situ adalah 5,9 dari maksimum 7. Jadi indeks moderasi bernegaranya cukup bagus," kata Andika.(*)