Keluar Biaya Lebih untuk Kuota Anaknya Belajar Online, Tukang Becak di Indramayu Ini Mengaku Pusing
Ia juga mengaku pusing mencari uang untuk memenuhi kebutuhan tersebut, belum lagi untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang lain.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Merebaknya pandemi Covid-19 membuat kegiatan belajar mengajar sejumlah siswa di Kabupaten Indramayu beralih secara online atau daring.
Namun, tidak sedikit pula orang tua siswa yang merasa keberatan dengan kebijakan tersebut, terutama untuk memenuhi kebutuhan kuota internet.
Hal ini yang dialami, Tarika (25). Ia yang hanya bekerja sebagai tukang becak merasa sangat keberatan.
Jika di rata-rata Tarika mengaku harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 200 ribu lebih hanya untuk memenuhi kebutuhan belajar anaknya yang kini menginjak kelas X di SMA Negeri 1 Juntinyuat.
• Sebelum Diamakan Polisi Catherine Wilson Sempat Berkegiatan Blusukan, Kirim Donasi di Kawasan Bekasi
"Pak minta uang buat beli kuota, katanya harus ngerjain tugas. Kan sekarang belajarnya pakai HP semua," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Jumat (15/7/2020).
Ia juga mengaku pusing mencari uang untuk memenuhi kebutuhan tersebut, belum lagi untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang lain.
Terlebih penghasilan tukang becak diakuinya tidak seberapa, persaingan transportasi sekarang ini dengan adanya transportasi online membuat tidak banyak yang setia menggunakan jasa tukang becak.
"Kadang Rp 50 ribu sehari, kadang kurang, tidak tentu lah. Pusing cari uangnya," ucapnya.
Beruntung Tarika tergabung dalam komunitas Becak Tanpa Rokok (Betaro) yang merupakan kumpulan tukang becak yang berkomitmen berhenti merokok.
• Ada Mobil Goyang di Depan Rumah Wakil Bupati, Saat Dicek Petugas Ada Kondom Bekas dan 2 Sosok ini
Berkat komunitas itu, ia mengaku sudah lama tidak merokok. Sehingga uang untuk rokok bisa digunakan untuk kebutuhan yang lain.
Tarika berharap, pandemi Covid-19 bisa secepatnya berakhir sehingga anaknya bisa kembali belajar tatap muka seperti sebelumnya.
"Ya pengennya belajar di sekolah lagi biar gak harus beli kuota melulu," ujar dia.