TKW Asal Cianjur Disekap, Sang Anak Kaget Lihat Ibunya Keluarkan Darah dari Mulut dan Hidung
Selama di Timur Tengah Siti mendapat perlakuan tak layak karena ia diberangkatkan melalui jalur tidak resmi.
Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Seorang TKW Pegawai Migran Indonesia (PMI) asal Desa Sukajadi, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Siti Aisah binti Sahimi Nurman (42), disekap pihak agen di Riyadh Saudi Arabia hingga mengalami sakit.
Siti Aisah berangkat ke kawasan Timur Tengah pada Januari 2020 melalui PT Sahara yang beralamat di Jakarta, keberangkatan Siti melibatkan tiga orang calo.
Selama di Timur Tengah Siti mendapat perlakuan tak layak. Dia juga diberangkatkan melalui jalur tidak resmi.
Anak kandung Siti Aisah, Angga Gilang Prayoga (23) mengatakan, awalnya, ia tidak mengetahui bahwa ibunya berangkat kerja ke Arab Saudi.
Ia baru tahu setelah mendapat kiriman pesan singkat dari ibunya yang mengatakan bahwa ibunya mengalami sakit dan disekap oleh pihak agen.
"Saya tidak tahu ibu berangkat, tiba-tiba ada kabar ibu sakit dan disekap," kata Gilang, Rabu (15/7/2020).
Ia mengatakan jika melihat foto ibunya yang dikirim melalui whatsapp, terlihat dari hidung dan mulut ibunya mengeluarkan darah.
"Yang saya sesalkan kenapa beliau harus dikurung," ujarnya.
Ia mengatakan, karena tak tega mendengar penderitaan ibunya di Timur Tengah, ia berinisiatif meminta pendampingan DPC Astakira Cianjur untuk mengurus ibunya yang saat ini disekap
"Awalnya saya bingung haru kemana minta tolong, alhamdulillah ada teman ngajak ke kantor Astakira," kata Angga.
Ketua DPC Astakira Cianjur Ali Hildan mengatakan, ia sudah mendapat laporan terkait kasus penyekapan Siti Aisah dan sudah menindaklanjuti.
"Kami sudah mengadukan kasusnya," kata Ali.
Menurut Ali, Siti Aisyah diduga menjadi korban perbudakan modern, karena sejak tahun 2015 tidak ada lagi pemberangkatan pekerja migran ke kawasan Timur Tengah setelah adanya moratorium Kepmen 260.
"Kami sudah mencoba berupaya menghubungi pihak oknum sponsor atau perusahaannya, namun tidak ada itikad baik untuk memulangkannya ke tanah air," katanya.(fam)
