Guru 'Door to Door' Berikan Materi Pembelajaran di Tengah Pandemi Covid-19, Orangtua Murid Apresiasi
program door to door telah dilakukan oleh para guru yang menyebar ke rumah-rumah murid.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNAJABAR.ID, MAJALENGKA- Sejumlah orangtua dipusingkan dengan diperpanjangnya masa pembelajaran di rumah melalui sistem daring atau online pada tahun ajaran baru 2020-2021.
Para orangtua menilai sistem pembelajaran di rumah dinilai kurang efektif lantaran materi yang disampaikan kurang ditangkap para murid.
Namun kini, sejumlah Orangtua menyambut baik dengan program baru yang ditentukan oleh SDN Rajagaluh II di Kecamatan Rajagaluh, Kabupaten Majalengka.
• Aliansi BEM Tasikmalaya Gelar Aksi Tolak RUU Cipta Kerja di Gedung DPRD Kota Tasikmalaya
Pasalnya, program door to door telah dilakukan oleh para guru yang menyebar ke rumah-rumah murid.
Salah satu orangtua yang mengapresiasi kegiatan tersebut, Baban Sobana (48) mengatakan pihaknya diberi tahu oleh pihak sekolah bahwasanya sekolah tingkat SD di wilayah Kecamatan Rajagaluh, Kabupaten Majalengka akan dilakukan secara Pokjar atau kelompok belajar.
Yang mana kegiatan dilaksanakan di salah satu rumah murid dan mengumpulkan sebanyak 5 sampai 6 murid yang rumahnya berdekatan.
"Kebetulan kemarin ada rapat di sekolah, dan untuk pembelajaran tingkat SD khususnya di wilayah Rajagaluh akan dilakukan secara Pokjar atau Kelompok belajar yang diikuti dari 5 sampai 6 orang," ujar Baban saat ditemui di rumahnya, Rabu (15/7/2020).
• Tenaga Honorer di Kecamatan Cibalong Tasik Terkonfirmasi Positif Corona, Bertugas di Pembuatan e-KTP
Dirinya selaku orangtua merasa senang dengan kegiatan tersebut.
Pasalnya, sudah 4 bulan terakhir, anak-anak tidak belajar secara tatap muka yang dirasa kurang efektif.
"Hal itu, sangat membantu bagi kami selaku orangtua, ini memberikan pembelajaran yang baik untuk anak-anak karena walau bagaimanapun, belajar secara tatap muka sangat diperlukan sekali," ucapnya.
Bapak dari Safira, murid kelas 4 SDN Rajagaluh II ini mengaku, pembelajaran secara daring di rumah memiliki berbagai kekurangan.
Salah satunya, tidak semua orangtua memiliki smartphone android untuk menerima materi pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
• Wabup Sumedang Sedih Masih Banyak Warganya yang Terlibat Kejahatan, Terutama Peredaran Narkoba
"Dan anak-anakpun sangat kesulitan menangkap materi pembelajaran secata daring, jadi kegiatan seperti ini sangat mendukung," jelas dia.
Maka dari itu, bapak tiga anak ini secara terbuka menerima para ibu guru untuk melakukan proses belajar secara tatap muka.