Merger bank bjb dan Bank Banten Memasuki Tahapan Uji Tuntas, Anggota Banggar DPR RI Beri Pesan Ini
Rencana penggabungan bank bjb dengan Bank Banten memasuki tahapan uji tuntas atau due diligence.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Rencana penggabungan bank bjb dengan Bank Banten memasuki tahapan uji tuntas atau due diligence.
Anggota Banggar DPR RI, Mulyadi, mengatakan langkah tersebut harus dikaji mendalam dan Pemprov Jabar harus mementingkan penyelamatan aset Jawa Barat sendiri.
Anggota dewan dari Fraksi Partai Gerindra dengan daerah pemilihan Jawa Barat V ini mengatakan Pemprov Jabar jangan mendasari langkah merger tersebut hanya karena perintah dari pemerintah pusat.
• Bank BJB dan Bank Banten Segera Bergabung, LOI oleh Gubernur Jabar dan Banten Sudah Dilakukan
• Sejarah Panjang Membuktikan Kemampuan bank bjb Menjaga Kinerja Positif dan Terjaga
Dirinya menyatakan jangan sampai bank bjb mengorbankan diri untuk menyelamatkan Bank Banten.
"Jangan hanya karena ini kebijakan pusat, lalu Jabar pasrah. Kita harus jaga aset masyarakat Jabar. DPRD Jabar juga harus mengkaji dampak positif atau negatifnya," kata Mulyadi melalui ponsel, Selasa (16/6/2020).
Mulyadi mengingatkan bahwa bank bjb merupakan perusahaan terbuka dan semua kebijakan harus berdasarkan keputusan pemegang saham, termasuk Pemprov Jabar selaku pemegang saham terbesar.
Mulyadi meminta agar DPRD Jabar menjaga dan memperkuat seluruh sumber daya yang dimiliki Jabar, terutama atas saham di bank daerahnya.
Kajian, katanya, harus dilakukan dengan benar sebelum mengakuisisi Bank Banten.
• Tetap Tumbuh di Masa Pandemi, bank bjb Siapkan Strategi Ekspansi di Fase Normal Baru
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan merger dua bank ini adalah perintah Presiden Jokowi untuk membantu menyelamatkan Bank Banten.
Namun demikian, saat ini masih memasuki tahapan due diligence atau uji tuntas.
"Sedang proses yang namanya due diligence. Jadi apakah secara profesional bisa atau tidak. Kalau bisa, pentahapananya seperti apa. Tapi kalau niat baiknya sudah ditunjukkan, kami ingin menolong sesama bank daerah. Kira-kira itu sudah diamanatkan oleh Pak Presiden langsung kepada saya," katanya.
Ridwan Kamil mengatakan proses kajian ini harus dilakukan secara cermat mengingat Bank Banten dalam kondisi pailit.
Ridwan Kamil mengatakan pembelian perusahaan yang sedang dalam kondisi pailit akan lebih murah daripada perusahaan yang berkondisi keuangan baik.
"Justru kalau pailit kan harganya murah. Tapi kalau membeli bank tidak sesederhana begitu. Maka ada namanya kajian. Kajian itu akan mengatur berapa harganya, mengundang resiko besar apa tidak. Tapi selama ini proses sedang dilakukan," katanya. (Sam)
