Napi Berdesak-desakan, DPRD Kota Tasikmalaya Menilai Lapas Tasikmalaya Harus Segera Direlokasi

Komisi I DPRD Kota Tasikmalaya menilai Lapas Kelas IIB Tasikmalaya bukan lagi sebagai tempat pembinaan napi, jumlah napi yang jauh melebihi kapasitas

Penulis: Firman Suryaman | Editor: Dedy Herdiana
Istimewa
Komisi I DPRD Kota Tasikmalaya meninjau Lapas Kelas II B Tasikmalaya, Senin (15/6/2020). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Suryaman

TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - Komisi I DPRD Kota Tasikmalaya menilai Lapas Kelas IIB Tasikmalaya bukan lagi sebagai tempat pembinaan napi, akibat jumlah napi yang jauh melebihi kapasitas.

Saat ini Lapas Kelas II B Tasikmalaya dihuni hampir tiga kali lipat dari kapsitas.

Yakni dihuni lebih dari 300 napi dan tahanan titipan. Padahal kapasitasnya hanya 88 orang.

KISAH Warga Bogor Pergi Kerja ke Jakarta: Naik Bus Gratis, Asik Tak Berdesakan, Tapi Sampainya . .

UPDATE Covid-19 Purwakarta, Tak Ada Penambahan ODP dan Positif, PDP Tambah Satu

Rombongan Komisi I sempat meninjau sejumlah ruangan untuk para napi.

Di daftar nama penghuni di salah satu ruangan misanya, tertulis 18 penghuni. Padahal kapasitasnya hanya sembilan orang.

Di dalam ruangan itu, tampak para hampir berdesakan tinggal. Sebagian napi duduk-duduk di atas dipan agak tinggi dan luas, dan di bawahnya juga dijadikan tempat duduk sekaligus tidur para napi.

Ketua Komisi I, Dayat Hidayat, mengaku prihatin dengan kondisi tersebut.

Lapas yang saat ini jadi tempat pembinaan, seharusnya memiliki luas lahan yang memadai.

"Kami lihat jumlah penghuni jauh melebihi kapasitas lapas. Lahan yang sempit juga menyebabkan tidak bisa dibangunnya tempat pembinaan yang memadai," ujarnya, seusai melakukan peninjauan.

Ingin Pastikan Kondisi Aman, Ratusan Pengajar Pontren Riyadlul Ulum Kota Tasik Jalani Rapid Test

Komisi I DPRD Kota Tasikmalaya menilai, Lapas Kelas II B ini sudah tidak layak lagi sebagai tempat pembinaan para napi. Harus secepatnya dilakukan relokasi ke lahan yang jauh lebih luas.

"Pihak Pemkot Tasikmalaya harus ikut memikirkan kondisi lapas dan mencari jalan keluarnya. Misal dengan menyediakan lahan, sedang pembangunannya dilakukan kementerian terkait," ujar Dayat.

Kepala Lapas Kelas II B Tasikmalaya, Suladi, mengatakan, pihaknya berupaya keras agar para napi bisa selayak mungkin tinggal di lapas. Apalagi saat ini harus menerapkan protokol kesehatan.

"Kapasitasnya sudah seperti itu. Karenanya selain melakukan pembinaan melalui spiritual seperti pengajian, juga kegiatan usaha kecil serta hiburan olah raga," kata Suladi. (firman suryaman)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved