Peternak Bingung Harga Anak Ayam Usia Sehari Naik 400 Persen Lebih, Pertanyakan Proteksi Pemerintah

Harga DOC BR yang pertengahan bulan Ramadan lalu hanya Rp 1.500/ekor naik jadi Rp 6.500/ekor setelah lebaran.

Penulis: Andri M Dani | Editor: Seli Andina Miranti
tribunjabar/firman suryaman
Ilustrasi peternakan ayam 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Andri M Dani

TRIBUNJABAR.ID, CIAMIS – Para peternak ayam pedaging di berbagai daerah, tidak hanya di Ciamis, sehabis lebaran ini menghadapi kenyataan. Harga day old chick (DOC/anak ayam umur sehari) ayam ras pedaging jenis broiler (BR), naik membubung lebih dari 4 kali lipat.

Harga DOC BR yang pertengahan bulan Ramadan lalu hanya Rp 1.500/ekor naik jadi Rp 6.500/ekor setelah lebaran.

“Tak hanya langka, harganya pun sudah naik membubung. Hari ini harga DOC  sudah Rp 6.500/ekor, padahal pertengahan bulan puasa lalu masih Rp 1.500/ekor,” ujar Ketua Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GO-PAN) Ir H Heri Dermawan kepada Tribun di Ciamis, Senin (1/6/2020).

Fadli Zon Sebut RUU Haluan Ideologi Pancasila Tidak Penting, Mahfud MD Balas Cuitan Pedas Skak Mat

Dalam kondisi normal menurut Heri produksi DOC secara nasional 70 juta ekor/minggu. Namun selepas lebaran ini hanya 40 juta ekor DOC/minggu. Itupu sudah dikuasai langsung oleh para integrator (perusahaan besar peternakan) yang juga merupakan produsen pakan, breeding farm  dan kandang budidaya.

“Mereka produksi DOC, untuk mengisi kandang mereka sendiri. Para integrator menguasai dari hulu sampai hilir. DOC yang sampai ke peternakan rakyat tidak sampai 10%,” katanya.

Menurut Heri, dalam kondisi normal setiap minggunya peternak ayam ras pedaging di Ciamis dan Tasikmalaya biasanya mendapat pasokan 2 juta ekor DOC per minggu. Tetapi sekarang setelah lebaran hanya sekitar 100.000 ekor sampai 200.000 ekor/minggu (sekitar 2.000 box/minggu). Tak sampai 10 prosennya.

“Sudahlah sulit, harganya pun  sudah mahal. Setelah lebaran ini cukup berat bagi peternak untuk kembali mengisi kandang setelah hamper sebulan kosong. Kemampuan keuangan peternak terkuras selama dua bulan harga ayam babak belur akibat pasar ayam pedaging terimbas Covid-19. Kini kalau pun mau bangkit banyak menngandalkan sisa kemampuan keuangan ,” ujar Heri.

Hari Ini Kepastian Ibadah Haji Diumumkan

Padahal untuk mengatasi kesenjangan distribusi DOC tersebut kata Heri pemerintah bisa melakukan proteksi terhadap peternak. Ada dasar hokum yang harus  diterapkan  yakni ketentuan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No 32 tahun 2017. Permentan tersebut mengatur pendistribusian DOC secara nasional.

Yakni 50 % untuk peternakan besar integrator dan 50% untuk peternakan rakyat. Tetapi kenyataannya sekarang, hamper 100% DOC dikuasai integrator. Yang merembes ke peternakan rakyat tidak sampai 10%.

Selain menghadapi kenyataan pahit harga DOC yang naik membubung 4 kali lipat. Peternakan rakyat juga dihadapkan pada harga pakan yang mahal dan tidak turun-turun. Sudah berbulan-bulan harga pakan bertahan diangka Rp 7.500/kg. Padahal sebulan lalu  harga jagung sudah turun dari Rp 5.000/kg jadi Rp 3.500/kg.

“Seharusnya harga pakan juga turun mengingat 60% dari komponen pakan ayam pedaging adalah jagung. Tetapi kenyataannya kan tidak, harga pakan tetap mahal. Dan pakan merupakan komponen terbesar biaya produksi ayam ras pedaging”ujar Heri.

Pada tingkat harga DOC Rp 6.500/ekor dan harga pakan Rp 7.500/kg menurut Heri  biaya pokok produksi (BPP/BEP) yang ditanggung peternak dikisaran Rp 21.000 sampai Rp 22.000/kg. Sementara harga ayam di tingkat peternak tidak ada kepastian.

Apalagi kondisi pasar sekarang belum normal, masih terimbas Covid-19. Banyak pasar tutup, dan daya beli masyarakat turun yang membuat daya serap pasar rendah.

Menghadapi kenyataan harga pakan dan harga pakan  yang mahal tersebut cukup sulit bagi peternak untuk bangkit setelah lebih dua bulan babak belur akibat harga anjlok dan daya serap pasar terjun bebas.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved