Pemulung yang Cari Rongsokan di Purwakarta Itu Lega, 2 Bulan Biaya Hidupnya Ditanggung Dedi Mulyadi
Engkos Wahab (40) seorang pemulung asal Rengasdengklok, Karawang yang mencari rongsokan di Purwakarta
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nandri Prilatama
TRIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Engkos Wahab (40) seorang pemulung asal Rengasdengklok, Karawang yang mencari rongsokan di Purwakarta, kini bisa bernapas lega.
Pasalnya, untuk dua bulan ke depan biaya hidupnya ditanggung oleh anggota DPR RI Dedi Mulyadi.
Engkos sempat menjadi perbincangan warga Purwakarta karena saat memulung membawa gerobak dan mengajak serta istri dan anaknya. Apalagi sekarang sedang wabah virus corona.
Dia berjalan menyusuri sejumlah ruas jalan di Purwakarta sambil menarik gerobak, sedangkan istrinya berjalan sambil menggendong anaknya yang berusia empat tahun.
Kebetulan saat mereka berjalan, Dedi Mulyadi melihatnya dan langsung menghampirinya.
"Pemulung dari Karawang itu mulai sekarang bisa istirahat. Selama dua bulan ke depan sudah saya tanggung biaya hidupnya," kata Dedi Mulyadi melalui ponselnya, Senin (27/4/2020).
• Update Terbaru Data Kasus Corona atau Covid-19 di Jabar Menurut Pikobar, Senin 27 April 2020 Sore
Purwakarta Diserbu Pemulung dari Luar Daerah
Sebelumnya diberitakan, wilayah Kabupaten Purwakarta saat bulan Ramadan dan di tengah wabah corona ini diserbu para pemulung yang berkeliaran di setiap sudut jalan baik siang, sore, maupun malam.
Para pemulung pun tampak ada yang membawa serta istri dan anak-anaknya yang dibawa di atas gerobak yang mereka bawa.
Tak hanya itu, pantauan Tribun Jabar ketika menyusuri setiap ruas jalan di Purwakarta, seperti Jalan RE Martadinata, Jalan KK Singawinata, Jalan Sudirman, Jalan Veteran, hingga Jalan Ipik Gandamana pun tak begitu sulit menemui mereka.
Fenomena ini memang terkadang sering muncul di saat ramadan seperti sekarang ini.
Salah seorang pemulung Engkos Wahab (40) mengaku datang dari Kabupaten Karawang.
Ia mengaku sudah lama menjadi pemulung di Kabupaten Purwakarta.
Engkos tampak membawa anak dan istrinya berkeliling mencari barang rongsok untuk dia jual dan mendapatkan uang.
"Ya sehari kadang bisa dapat Rp 40 ribu. Sekarang mah sudah menurun harga barang-barang rongsoknya ditambah nyari barang rongsoknya juga susah. Tadi sepanjang jalan dari Sadang sampai Veteran sedikit (rongsoknya)," kata dia, Senin (27/4/2020).
Dia sehari-hari tinggal di daerah Ciwangi, Kecamatan Bungursari, Purwakarta.
Di sana, Engkos mengaku tinggal bersama dengan pemulung dari luar daerah pula seperti Tegal dan Cianjur.
• Camat Antapani: Manajemen Minimarket Tidak Boleh PHK Karyawan yang Positif Covid-19
Pantauan Tribun Jabar pun banyak pemulung yang justru berdiam diri duduk-duduk di trotoar atau pinggir jalan yang banyak dilalui kendaraan bermotor bukan justru mencari barang rongsok seperti halnya pemulung pada umumnya.
"Ya ada banyak (luar Purwakarta) selain saya. Ada yang dari Cianjur bahkan ada yang dari Tegal, Jawa Tengah," katanya.
Entah mengapa Purwakarta tiba-tiba banyak para pemulung seperti ini, tetapi memang fenomena semacam ini terkadang tak hanya ditemui di Purwakarta melainkan daerah atau kota-kota lainnya saat Ramadan ini.
Kepala Dinas Sosial Purwakarta, Asep Surya mengatakan fenomena maraknya pemulung di Purwakarta ini bukan hal yang luar biasa dan menurutnya pemulung itu merupakan suatu profesi.
"Pemulung itu kan profesi apalagi banyak masyarakat yang terkena dampak Covid-19. Mungkin karena tidak bekerja lagi di tempat biasa, jadi untuk menyambung hidup mereka setiap hari mencari kerja yang ada," ujarnya saat dihubungi Tribun Jabar.
Namun, saat disinggung terkait banyaknya pemulung yang berasal dari luar daerah, seperti Cianjur, Karawang bahkan Tegal, Asep tak memberikan jawabannya.
"Ya nanti ya, saya sedang urus data miskin Purwakarta untuk diusulkan mendapatkan bantuan sosial dari pusat, provinsi, dan Kabupaten supaya tidak tumpang tindih," katanya.
• Masyarakat masih Salat Tarawih Berjamaah, Pemkab Majalengka Gandeng Ormas Islam Terapkan SE Menag