Emil Pastikan RS Tak Kesulitan Dapatkan Alat Bantu Napas Covid-19, Diproduksi di PT DI dan Pindad

Ventilator produksi PT DI dan PT Pindad telah dikonfirmasi lulus uji produk dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan RI.

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Giri
Tribun Jabar/Syarif Abdussalam
GUBERNUR Jabar, Ridwan Kamil, mencoba Vent-I (Ventilator Indonesia) di hanggar PT DI, Kota Bandung, Jumat (24/4/2020). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, memastikan kebutuhan ventilator untuk 105 rumah sakit (RS) rujukan Covid-19 di Jabar akan terpenuhi. Pemprov Jabar saat ini telah membeli ventilator produksi PT Dirgantara Indonesia (DI) dan PT Pindad.

Ventilator produksi PT DI dan PT Pindad telah dikonfirmasi lulus uji produk dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan RI.

"Insya Allah kebutuhan ventilator untuk Jawa Barat aman terkendali," kata Ridwan Kamil seusai meninjau prototipe ventilator di hanggar PT DI, Kota Bandung, Jumat (24/4/2020).

Ventilator portabel yang diberi nama Vent-I (Ventilator Indonesia) itu merupakan kerja sama PT DI dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan setelah lulus uji produk dan klinis mampu diproduksi sebanyak 500 unit per minggu. Ventilator jenis ini ditujukan bagi pasien yang sakit, tetapi masih mampu bernapas sendiri.

Sedangkan, ventilator produksi PT Pindad yang diproduksi sebanyak 40 unit per hari akan digunakan bagi pasien yang kesulitan bernapas.

"Kalau lancar segala rupanya, ini (Vent-I) bisa diproduksi minimum 500 unit per minggu atau sekitar 2.000 per bulan. Perizinan juga sudah diproses dan lancar, termasuk tadi (produk) di PT Pindad yang fokus pada ventilator untuk yang susah bernapas. Inilah kebersamaan BUMN," ujar Ridwan Kamil.

Emil --sapaan akrab Ridwan Kamil-- menuturkan, 105 rumah sakit rujukan Covid-19 di Jabar akan mendapatkan minimal satu ventilator tambahan. Khusus untuk rumah sakit yang menangani pasien yang susah bernapas secara spontan atau gagal napas, akan mendapatkan empat sampai lima unit ventilator.

"Kalau kita pilah lagi ada sekitar 50 rumah sakit yang membutuhkan ventilator khusus untuk pasien yang susah bernapas secara spontan atau sudah mengalami gagal napas. Per rumah sakit rata-rata dapat empat sampai lima unit, jadi total sekitar 250-an unit untuk rumah sakit khusus tersebut," tutur Emil.

Dia berharap, tak hanya untuk Jabar, kebutuhan ventilator di seluruh Indonesia pun bisa terpenuhi oleh produk buatan lokal yang sudah teruji kelaikan klinis dan standar keamanan, juga keselamatan.

"Inilah kekuatan di Indonesia, di Jabar, khususnya industri-industrinya luar biasa, dengan kebersamaan kita akan menang melawan Covid-19," ujarnya.

Bersama Kita Kuat, Ajakan D’Masiv di Tengah Pandemi Corona: Lagu Selesai Tiga Hari

Direktur Operasional PT DI, M Ridlo Akbar, menjelaskan, PT DI ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan untuk industrialisasi alat kesehatan khususnya ventilator. Saat ini pihaknya tengah fokus menyiapkan fasilitas lini produksinya kemudian melakukan reverse engineering untuk komponen yang tidak tersedia di dalam negeri.

Dengan begitu, diharapkan ketika izin produksi ventilator ini terbit untuk proses industrialnya, maka PT DI akan langsung mengejar target produksi 500 unit per minggu.

"Kalau dari schedule awal itu targetnya di minggu pertama Mei, karena sekarang kami masuk uji klinis setelah itu kami mulai produksinya," terang Ridlo.

Polresta Bandung Antisipasi Riak-riak Protes Akibat Pembagian Bansos di Masyarakat

Pihaknya pun menargetkan ventilator produksi PT DI ini akan difokuskan untuk pemenuhan kebutuhan di wilayah Bandung pada tahap awal. Berikutnya ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan Jabar, Indonesia, bahkan luar negeri atau ekspor.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved