Jelang Ramadan, Harga Telur Ayam Ras Mulai Merangkak Naik

Menjelang Ramadan sejumlah harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan. Salah satu komoditas yang harganya terus merangkak naik adalah telur ayam ras.

Penulis: Siti Fatimah | Editor: Dedy Herdiana
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
ILUSTRASI: Harga telur ayam merangkak naik. Pedagang menjajakan dagangannya telur ayam di Pasar Simpang, Jalan Ir H Djuada, Kota Bandung, Rabu (5/8/2015). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Siti Fatimah

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG -  Menjelang Ramadan sejumlah harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan. Salah satu komoditas yang harganya terus merangkak naik adalah telur ayam ras.

Harga komoditas ini ditingkat eceran/warung mencapai dikisaran Rp 26.000- Rp 27.000 per kilogram. Untuk harga ditingkat grosir atau pasar dikisaran Rp 24.000- Rp 25.000.

"Sudah tiga hari ini harga telur ayam naik, biasanya kalau harga daging ayam turun, harga telur naik," kata Siti Saodah, salah satu pedagang eceran di Ujung Berung, Bandung, Jumat (17/4/2020).

Menjelang Ramadan, 1040 Botol Miras Dimusnahkan, Bupati Cianjur: Ini Lebih Berbahaya dari Covid-19

Selain itu, katanya, kenaikan harga kerap terjadi menjelang Ramadan. Karena kebutuhan juga meningkat untuk persiapan sahur dan berbuka. Telur menjadi komoditas yang selalu diminati konsumen terlebih saat nanti mendekati hari raya.

"Telur paling gampang diolah, jadi wajib ada persediaan di rumah, apalagi nanti mau lebaran, orang mulai buat kue, telur ayam banyak dibeli," katanya.

Kenaikan harga ayam juga diungkapkan Yati Sumiyati, pedagang eceran dan grosir di Ujung Berung, Bandug. Menurutnya, harga ayam biasanya dikisaran Rp 21.000-Rp 22.000. Namun sudah beberapa hari ini, harga naik menjadi Rp 24.000 perkilogram.

"Saya ambil telur dari Jawa Tengah, dari pemasoknya memang sudah naik. Barang ada, tapi seperti biasa, dikirim seminggu sekali," katanya.

Ia mengatakan, kenaikan harga telur ayam karena peminatnya tinggi selain itu jelang Ramadan biasanya ada kenaikan harga seperti telur ayam, bawang putih, dan bawang bombay.

Terpisah, ditengah pemberlakuan PSBB, Kereta Api Indonesia (Persero) berupaya tetap mengoperasionalkan jasa angkutan barang termasuk barang kebutuhan pokok, salah satunya telur ayam.

"Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar, perlu didukung dengan distribusi logistik yang efisien, tepat waktu, dan aman termasuk pengiriman ke DKI Jakarta,” ujar Plt VP Public Relations KAI Joni Martinus.

Joni mengatakan, angkutan barang pangan menjadi hal yang penting dalam masa PSBB ini. Maka dari itu, KAI turut hadir dari sisi distribusi logistik yang andal.

Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan No 9 Tahun 2020 Tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19, disebutkan bahwa angkutan untuk makanan dan minuman tidak termasuk dalam pembatasan tersebut.

Telur-telur dari Koperasi Petani Telur di Blitar didistribusikan melalui kerja sama antara KAI dan PT Food Station Tjipinang Jaya yang dijembatani oleh Kemenko Perekonomian dan Pemprov DKI Jakarta.

Beberap hari lalu, telah dilakukan uji coba angkutan telur perdana menggunakan kereta bagasi. Sebanyak 4.620 kg telur ayam atau 75.600 butir telur ayam diberangkatkan dari Stasiun Blitar. “Uji coba akan dilakukan terus menerus secara bertahap untuk memperoleh metode bongkar muat yang paling efektif dan efisien, mengingat komoditi telur memerlukan penanganan khusus,” katanya.

Joni berharap kerja sama pengangkutan tersebut dapat berjalan berkesinambungan dan terus meningkat. Ia pun ingin agar komoditas yang diangkut tidak hanya sebatas telur, tapi juga untuk komoditas beras, gula, sayuran, buah, dan lainnya.

“KAI senantiasa mendukung program Pemerintah untuk memperlancar rantai pasok pangan dalam negeri,” katanya. (siti fatimah)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved