Kaset Tak Lekang Dimakan Waktu
Kolektor Kaset Simpan Berbagai Genre, Ada Metallica, Megadeth, Dangdut, hingga Kecapi Suling
Kolektor Kaset Simpan Berbagai Genre, Ada Metallica, Megadeth, Dangdut, hingga Kecapi Suling. Rhoma Irama juga ada.
BULDAN Nurjamil (47) memiliki ribuan kaset yang disimpan di tempat khusus di rumahnya, kawasan Ciwaruga, Kabupaten Bandung Barat. Ia menyebut pernah memiliki sekitar 6.000 kaset. Namun, karena tempat kaset di rumahnya tidak muat lagi ia menjual 4.000-an kaset ke kolektor lainnya.
Sebagai kolektor kaset, Buldan mengumpulkan semua genre musik. Ia mengaku mulai rajin mengoleksi kaset pada 1990-an."Hampir semua genre musik ada. pop, jaz, keroncong, dan lain-lain. " kata Buldan lewat WhatsApp, Rabu (1/4).
Awalnya Buldan sering mendengarkan lagu-lagu Ikang Fawzi dan God Bless yang beraliran rock. Namun kemudian ia pun senang mendengarkan lagu dangdut, khususnya yang sering didendangkan Rhoma Irama bersama Sonetanya.
"Kalau lagu-lagu Barat, awalnya senang Metallica, Iron Maiden, dan Yngwie Malmsteen," katanya.
Buldan mengaku sejak masih SMA sudah mengumpulkan kaset satu demi satu. Ia menyisihkan uang jajan sekolahnya untuk memenuhi hobinya. Buldan tahu betul penjual kaset bekas yang bisa dikoleksinya. Dia menyebut penjual kaset di Jalan Cihapit, Dewi Sartika, Astanaayar, dan Dipati Ukur. Ia juga membeli kaset dari sesama kolektor.
"Harganya bervariasi. Ada yang Rp 10.000. Kaset yang harganya Rp 400.000 juga ada," katanya.
Hingga sekarang, kaset-kasetnya itu masih diputarnya. Ia mendengarkannya hampir tiap hari. Apalagi, katanya, kalau hari libur. "Labih asyik setelah pulang kerja di sela istirahat pasti dengerin musik. Yang paling sering didengerin musik rock," ujarnya.
Buldan pun sampai sekarang masih memiliki pemutar kaset, seperti Politron, Sony, Aiwa, dan Technic. "Player masih banyak beredar di antara kolektor dan komunitas kaset," katanya.
• Generasi Milenial Ada yang Suka Kaset, Cihapit dan Jalan Dewi Sartika Tempat Kumpul Kolektor Kaset
• Kaset Guruh Gipsy Capai Harga Rp 500 Ribu Lho!
• Diwariskan ke Cucunya, Kaset Oding Dipasarkan Lewat Medsos
Selain mengoleksi kaset, Buldan mengoleksi CD, DVD music, vinyl/piringan hitam. Namun, katanya, belum sebanyak kaset koleksinya.
Kolektor kaset lainnya, Budi, mengaku sudah mengumpulkan kaset sejak
1990-an. Budi masih ingat kaset pertama yang dibelinya, yakni Metallica album Black, Anthrax album Persistence of Time, dan Megadeth.
"Saat itu kaset kalau tidak salah harganya Rp 5.000-Rp 7.000. Saya kolektor sekaligus jual beli juga, kalau lagi mau ya, beli, kemudian ada juga yang dijual," kata Budi, Selasa (31/3).
Menurut Budi kaset yang pertama kali dibelinya, sudah beberapa kali pindah tangan, yang Metalica sudah tidak ada, sedangkan yang masih ada adalah Megadeth dan Antrax.

Budi mengaku menyukai semua genre musik. Namun, katanya, dia hanya mendengarkan musik yang dia suka kemudian menyimpannya. "Pernah ada yang nanya, itu semua kaset didengerin, ya nggak. Kalau lagi pengin saya dengerin," katanya.
Koleksi kaset Budi sekarang masih di bawah 1.000. Genre musiknya macam-macam, yang biasa dia nikmati biasanya disimpan, seperti alternatif, rock, tradisional, dan keroncong.
"Kacapi suling juga ada , tidak terlalu banyak. Didengarkan kalau pas ingin dengerin," katanya.
Budi memiliki walkman untuk alat pemutar kaser. Walkman itu pun untuk mencoba kaset-kaset yang akan dibeli pelangannya di lapak. Budi membuka lapak kaset di belokan Jalan Dewi Sartika dan Jalan Kautamaan Istri.

Kaset Masih Banyak yang Cari
Kaset atau compact cassette adalah media penyimpan data yang umumnya berupa lagu. Tahun 1970-1990-an, tempat menyimpan data yang juga sering disebut pita kaset ini sangat populer. Banyak digunakan oleh pelaku industri musik untuk menjual produknya.
Sayangnya, kaset lambat laun mulai tergantikan oleh musik berformat digital seperti MP3. Sebelumnya juga kaset sempat goyang keberadaanya karena kehadiran compact disc (CD) yang kualitas suaranya lebih bagus.
Kaset mulai ditinggalkan saat memasuki milenial baru. Penikmat musik mulai beralih menggunakan data digital untuk menikmati musik yang bisa diunduh atau hanya sekadar didengarkan di internet. Penikmat musik mulai tidak beli kaset bahkan CD.
Kehadiran aplikasi seperti Soundcloud, You Tube, atau aplikasi berbasis smartphone, memudahkan para penggemar musik untuk menikmati karya musisi idola mereka. You tube, yang sebetulnya aplikasi video menjadi santapan para penggemar musik.
Tapi, tahu tidak, ternyata kaset masih ada yang setia menggunakannya. Tak hanya orang tua, generasi milenial juga ada yang mencari kaset.
"Generasi milenial juga ada yang tertarik sama kaset. Anak muda saat ini ada yang mengoleksi kaset," kata Budi, pengoleksi kaset sekaligus penjual beli kaset lewat WhatsApp, Selasa (31/3).
Budi yang tiap hari mangkal di belokan Jalan Dewi Sartika-Kautamaan Istri untuk berjualan kaset, hafal betul keingingan para generasi milenial. Menurutnya, generasi milenial sangat menyukai musik rock. "Mereka juga ada yang mencari kaset band indie lokal," kata Budi.
Menurut Budi, penggemar kaset datang dari segala usia. Banyaknya mereka adalah kolektor. "Intinya masih ada yang suka mengkoleksi rilisan kaset," kata Budi.
Jenis musik yang disukai para kolektor, kata Budi, bergantung selera, tetapi kebanyakan masih di sekitar musik rock.
"Kaset band atau penyanyi luar masih banyak yang suka dan carinya. Sama juga dengan band atau penyanyi lokal, itu juga tergantung kebutuhan pembeli. Berimbang," katanya.
Alasan orang-orang mencari kaset selain untuk didengarkan juga untuk koleksi. "Para peminat musik masih banyak suka menyimpan koleksinya dalam format kaset," kata Budi.
Menurut Budi, seingat dia hingga sekarang tidak ada wadah khusus atau komunitas bagi kolektor kaset. Paling, katanya, mereka berkumpul di Cihapit atau Jalan Dewi Sartika.
"Kalau grup WhatsApp mah ada. Mereka mengobrol lewat WhatsApp saja," kata Budi.
Buldan Nurjamil (47), kolektor kaset, mengatakan, masih banyak yang menyukai dan mendengarkan musik melalui kaset. Penggemarnya, kata Buldan, paling muda usianya 20-an. "Kalau anak SMA tidak banyak, paling yang kuliahan agak banyakan," katanya lewat WhatsApp, Rabu (1/4)
Menurut Buldan masih banyak yang mengoleksi kaset. Bahkan, katanya, komunitasnya pun membentuk organisasi dan anggotanya hanya orang Bandung.
"Berdirinya baru 1,5 tahun lalu. Anggotanya kurang lebih ada 100 orangan. Usia anggotanya bervariasi ada yang 20, 30, dan 50 tahun," kata Buldan.
Awal terbentuknya komunitas ini, kata Buldan, berawal di tempat kerjanya. Buldan bercerita ada temannya yang tertarik melihat kaset dan alat pemutarnya di mejanya.
"Terus dia bertanya punya komunitas enggak. Saya jawab enggak punya. Pada saat itulah saya menghubungi rekan-rekan sehobi. Sementara ini sekretariatnya di rumah saya. Kalau tempat kongko sama anak-anak kaset di Jalan Dewi Sartika atau di Jala Cihapit. Namanya Komunitas Kaset Bandung," kata warga Ciwaruga, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, ini. (januar ph)