Trik Pengusaha Hadapi Virus Korona
Pengusaha Sepatu Sneakers di Cibaduyut Isolasi Karyawan dan Terus Berproduksi daripada Merumahkan
Pengusaha sepatu sneakers di Cibaduyut, Yusuf Sahroni isolasi karyawan dan terus memeproduksi daripada merumahkannya.Puluhan ribu pekerja
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Januar Pribadi Hamel
TRIBUNJABAR.ID - Penyebaran virus korona mengganggu dunia usaha. Pengusaha ada yang mengaku kehilangan omzet hingga 50 persen. Bahkan ada yang menghentikan produksinya. Imbasnya, ada karyawan yang terpaksa dirumahkan, bahkan di-PHK.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat, Mochamad Ade Afriandi, mengatakan, puluhan ribu pekerja di Jawa Barat harus dirumahkan dan ribuan lainnya mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Sekitar 40 ribuan yang dirumahkan dan tiga ribuan itu yang terdampaknya PHK. Total sekitar 43 ribuan, lah. Itu baru data sementara. Nah, sebelum final, berarti data itu data sementara dan terus berkembang atau terus di-update," kata Ade saat dihubungi, Sabtu (4/4).
Menurut Ade, dia baru mendata 502 perusahaan di 21 kabupaten dan kota di Jawa Barat sejak 31 Maret 2020. Di Jawa Barat sendiri ada sekitar 47.221 perusahaan, 30 ribu perusahaan di antaranya masuk kategori mikro. Skala kecil ada sekitar enam ribu perusahaan, skala sedang ada lima ribu perusahaan, dan skala besar industri ada sekitar tiga ribu perusahaan.
"Sebanyak 502 perusahan di Jabar itu ternyata 86 persennya sudah memberikan gambaran atau laporan mereka terdampak oleh Covid-19. Artinya, kan, pastilah ada yang terdampak sampai bisa tutup atau mungkin off dulu," ujar Ade.
Menurut Ade, dampak yang mereka rasakan antara lain kesulitan bahan baku. Negara yang diandalkan untuk mengimpor bahan baku, kata Ade, melakukan kebijakan lockdown. Selain itu, pihak perusahaan atau industri juga bergantung pada pembeli yang mayoritas berada di negeri yang menyatakan lockdown.
Untungnya, hal itu tidak berimbas ke perusahaan sepatu milik Yusuf Sahroni (31). Yusuf tetap menjalankan usahanya secara normal. Dia pun tetap mempekerjakan karyawan untuk memenuhi orderan yang tetap berdatangan.
"Kami harus terus menggenjot penjualan setiap hari sebelum makin memburuk," kata Yusuf, pemilik perusahaan sneakers bermerek LAF Project, lewat aplikasi WhatsApp, Kamis (2/4).

Yusuf memiliki cara tersendiri agar produksi tetap berjalan. Dia tetap mempekerjakan karyawannya dengan mematuhi imbauan pemerintah, social distancing.
Yusuf mengisolasi karyawan, terutama bagian administrasi, di rumahnya. Mereka yang masih indekos diberi fasilitas tempat menginap memadai di rumah Yusuf di Gang Haji Ibrahim, Jalan Cibaduyut, Kota Bandung.
Lilo (43), Head B&D (Business & Development) Bamboo Studio, menyebut virus korona berdampak kepada penjualan. Menurutnya, ada penurunan yang signifikan, terutama offline, seperti dari sales, konter di deptstore, dan pengunjung ke galeri.
Namun, katanya, dari segi produksi perusahaan masih tetap berjalan sesuai jadwal dengan bahan baku yang sudah dipersiapkan sebelum wabah.

adalah perusahaan yang memproduksi kaus kaki, sepatu, dan lain-lain, yang menggunakan bahan serat bambu. Mereka memiliki galeri dan tempat produksi di Jalan Sanggar Kencana VI, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung.
"Kalau lewat online, tetap seperti biasanya ada penjualan atau pengiriman sama dengan biasanya," kata Lilo lewat WhatsApp, Kamis lalu.
Menurut Lilo, yang menjadi kendala adalah pasokan bahan baku yang diimpor dari Cina. "Saat ini dibatasi bahkan belum boleh masuk ke Indonesia," katanya.