Trik Pengusaha Hadapi Virus Korona

Pengusaha Berharap Wabah Virus Corona Berlalu Sebelum Ramadan dan Lebaran, Jika Tidak Memberatkan

Ramadan tinggal hitungan hari. Biasanya, bulan suci umat Islam itu disambut sucacita, tak terkecuali oleh para pengusaha. Namun, tahun ini, sepertinya

Istimewa
TETAP BEKERJA - Karyawan tetap bekerja dan diberi jarak antara satu dan yang lainnya di bengkel sepatu LAF Project di Gang Haji Ibrahim, Jalan Ciabduyut, Kota Bandung, Kamis (2/4). 

"Sebanyak 502 perusahan di Jabar itu ternyata 86 persennya sudah memberikan gambaran atau laporan mereka terdampak oleh Covid-19. Artinya, kan, pastilah ada yang terdampak sampai bisa tutup atau mungkin off dulu," ujar Ade.

Menurut Ade, dampak yang mereka rasakan antara lain kesulitan bahan baku. Negara yang diandalkan untuk mengimpor bahan baku, kata Ade, melakukan kebijakan lockdown. Selain itu, pihak perusahaan atau industri juga bergantung pada pembeli yang mayoritas berada di negeri yang menyatakan lockdown.

Untungnya, hal itu tidak berimbas ke perusahaan sepatu milik Yusuf Sahroni (31). Yusuf tetap menjalankan usahanya secara normal. Dia pun tetap mempekerjakan karyawan untuk memenuhi orderan yang tetap berdatangan.

"Kami harus terus menggenjot penjualan setiap hari sebelum makin memburuk," kata Yusuf, pemilik perusahaan sneakers bermerek LAF Project, lewat aplikasi WhatsApp, Kamis (2/4).

Yusuf memiliki cara tersendiri agar produksi tetap berjalan. Dia tetap mempekerjakan karyawannya dengan mematuhi imbauan pemerintah, social distancing.

Yusuf mengisolasi karyawan, terutama bagian administrasi, di rumahnya. Mereka yang masih indekos diberi fasilitas tempat menginap memadai di rumah Yusuf di Gang Haji Ibrahim, Jalan Cibaduyut, Kota Bandung.

Lilo (43), Head B&D (Business & Development) Bamboo Studio, menyebut virus korona berdampak kepada penjualan. Menurutnya, ada penurunan yang signifikan, terutama offline, seperti dari sales, konter di deptstore, dan pengunjung ke galeri.

Namun, katanya, dari segi produksi perusahaan masih tetap berjalan sesuai jadwal dengan bahan baku yang sudah dipersiapkan sebelum wabah.

Bamboo Studio adalah perusahaan yang memproduksi kaus kaki, sepatu, dan lain-lain, yang menggunakan bahan serat bambu. Mereka memiliki galeri dan tempat produksi di Jalan Sanggar Kencana VI, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung.

"Kalau lewat online, tetap seperti biasanya ada penjualan atau pengiriman sama dengan biasanya," kata Lilo lewat WhatsApp, Kamis lalu.

Menurut Lilo, yang menjadi kendala adalah pasokan bahan baku yang diimpor dari Cina. "Saat ini dibatasi bahkan belum boleh masuk ke Indonesia," katanya.

Kendala lainnya, kata Lilo, toko-toko pelanggan banyak yang meminta mundur jatuh tempo pembayaran, yang memberikan efek domino memaksa perusahaan mengajukan penangguhan pembayaran ke pemasok bahan baku.

"Aktivitas pekerja juga banyak yang bergilir. Pegawai-pegawai yang sakit dipaksakan jangan masuk karena akan berisiko pegawai lain tertular. Hal tersebut menurunkan produktivitas kerja karyawan," katanya.

Lilo mengatakan sulit mengejar target pemasaran karena situasi lapangan yang membuat petugasnya susah masuk ke wilayah yang menerapkan karantina.
"Karyawan juga ada yang meminta untuk dirumahkan karena takut wabah jika tetap bekerja ke lapangan," kata Lilo.

Muhammad Yasin, pemilik Gesit Konveksi, merumahkan beberapa karyawannya. Yasin menunggu produksi kembali berjalan dan karyawan yang dirumahkan akan dipanggil lagi. "Lumayan tantangannya dan itu untuk menghemat anggaran," kata Yasin lewat aplikasi WhatsApp, Kamis (2/4).

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved