Virus Corona di Jabar
2.600 Pelaku IKM di Kota Bandung Terkena Dampak Wabah Covid-19
Disdagin Kota Bandung mengatakan, sekitar 2.600 pelaku industri kecil dan menengah (IKM) terkena dampak akibat wabah Covid-19.
Penulis: Tiah SM | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Tiah SM
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG -- Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian dan (Disdagin) Kota Bandung mengatakan, sekitar 2.600 pelaku industri kecil dan menengah (IKM) terkena dampak akibat wabah Covid-19.
Atas dampak itu korona, pihaknya sudah mengirimkan data tersebut kepada kementerian untuk mendapatkan insentif atau stimulus bantuan keuangan.
"Total sekitar 2.600 warga, pelaku industri kecil terkena dampak covid-19," ujar Kepala Disdagin Kota Bandung, Elly Wasliah di Pendopo , Jumat (3/4/2020).
• Pandemi Covid-19, Pertamina Sediakan Layanan Pesan Antar BBM dan Gas Elpiji Nonsubsidi
Elly mengatakan, para pelaku IKM yang terkena dampak korona diantaranya pelaku usaha kaos di kawasan jalan Suci dan pelaku usaha sepatu di jalan Cibaduyut serta pelaku usaha rajutan.
Ia mengatakan data yang sudah didata akan diserahkan kepada provinsi Jawa Barat.
Menurut Elly, mengatakan dari total tersebut, 2.058 diantaranya adalah pelaku usaha kecil dan 458 merupakan pelaku usaha menengah.
Menurutnya, pihaknya tengah melengkapi data administrasi yang selanjutnya akan diserahkan.
Ia menambahkan, sejak Januari hingga Maret kemarin ekspor dari Kota Bandung menurun sekitar 24 persen akibat wabah Covid-19.
• Bupati Akui Pelantikan ASN Pemkab Cirebon yang Dimutasi Sempat Diundur Akibat Covid-19
Menurutnya, peringkat pertama ekspor di Kota Bandung yaitu fashion, ikan hias dan lainnya dengan tujuan negara yang didominasi ke Jepang, Amerika dan Malaysia.
"Kami masih melayani surat keterangan asal untuk eksportir tapi biasa perhari 70 permohonan sekarang turun 24 persen," katanya.
Tak hanya kaos, fashion dan ikan hias Eksportir yang menurun tajam pendapatan, tapi percetakan kartu undangan turun dratis.
Menurut Elly sudah pasti percetakan ikut terpengaruh Covid-19.
Seperti yang dialami Andika (26) pemilk percetakan di Gang Suka Asih Astanananyar mengaku pesanan dari kartu undangan nihil dalam sebulan terakhir padahal sebelumnya hampir tiap hari ada orderan.
"Tak ada pesanan kartu undangan karena ada larangan resepsi, otomatis pendapatan turun 60 persen, " ujar Andika.