Kalung 'Virus Shut Out' yang Diklaim Bisa Cegah Corona Ternyata Penipuan, Begini Penjelasan Ahlinya

Di masa wabah corona ini, banyak ditemukan barang-barang yang diklaim bisa mencegah virus penyebab Covid-19.

Editor: Yongky Yulius
Istimewa via Tribun Jateng
Tampilan kalung yang diklaim bisa cegah corona. 

TRIBUNJABAR.ID - Di masa wabah corona ini, banyak ditemukan barang-barang yang diklaim bisa mencegah virus penyebab Covid-19.

Satu di antara beberapa barang atau produk itu adalah kalung antivirus.

Kalung tersebut mulai dikenakan orang-orang yang tak ingin terinfeksi virus corona.

Bahkan, kalung itu juga digunakan oleh beberapa selebritas tanah air, seperti Nagita Slavina, Ayu Ting Ting, Nia Ramadhani, dan Andre Taulany.

Bagi Anda yang belum tahu, virus tersebut bentuknya menyerupai wadah kartu identitas lengkap dengan talinya.

Kalung tersebut berwarna biru dan bertuliskan virus shut out di kemasannya.

Di kemasannya yang berwarna biru, terdapat beberapa tulisan seperti bahasa Jepang.

Produk itu diklaim cocok digunakan untuk orang sakit, orang tua, anak-anak, dan orang-orang yang daya tahan tubuhnya lemah.

Cegah Corona, Sanggar Senam Rucita Lembang Gelar Zumba Online

Tak berhenti di situ, produk tersebut juga diklaim mengandung klorin dioksida.

Lantas, benarkah kalung viral itu bisa mencegah virus corona?

Seorang ahli virologi dan imunologi bernama Dr Ariane Davison mengatakan, kalung itu adalah scam atau penipuan.

"Perangkat (kalung) tersebut tidak berguna dalam melindungi terhadap Covid-19," ujarnya, dikutip TribunJateng.com dari hongkongfp.com, Senin (30/3/2020).

Tampilan kalung yang diklaim bisa cegah corona.
Tampilan kalung yang diklaim bisa cegah corona. (Istimewa via Tribun Jateng)

Lebih lanjut dia menjelaskan, perangkat itu dikenakan di leher dan berada di depan dada.

Sedangkan, portal utama virus corona masuk adalah di mulut dan hidung.

Selain itu, jika kalung itu benar-benar mengandung klorin dioksia, kandungannya pun akan berbahaya.

Klorin dioksida, kata Ariane Davison, digunakan untuk mensterilkan permukaan yang keras, dan tidak boleh digunakan di dekat wajah.

"Jika Anda mendekatkan perangkat ke wajah Anda, bahan aktifnya, klor dioksida, akan menyebabkan iritasi pernafasan dan mata yang parah serta kulit terbakar, karena sangat korosif,” katanya.

Satu Lagi PDP Virus Corona di Indramayu Meninggal Dunia

Apakah Menyemprotkan Disinfektan ke Tubuh Manusia dan Pakaian Efektif Cegah Corona?

Setelah virus corona merebak, sejumlah tempat mulai mendirikan bilik untuk menyemprot disinfektan.

Dalam bilik tersebut, seseorang akan disemprot cairan disinfektan.

Tentu saja, bagian tubuh dan pakaian akan terkena cairan itu.

Beberapa orang percaya, dengan menyemprotkan cairan tersebut ke tubuh, bisa mencegah penyebaran virus corona.
Saat ini, bilik tempat penyemprotan disinfektan ditemukan di beberapa gedung, perkantoran, hingga tempat publik lainnya.

Rupanya, ada fakta yang jarang diketahui terkait penyemprotan disinfektan ke pakaian atau bagian tubuh manusia.

Seorang pemohon masuk bilik disinfektan sebelum melakukan pemohonan SIM.
Seorang pemohon masuk bilik disinfektan sebelum melakukan pemohonan SIM. (Tribunjabar.id/Fauzi Noviandi)

Akun Instagram resmi WHO telah mengunggah mengenai informasi tersebut.

Mereka mengunggah beberapa gambar yang satu di antaranya terdapat tulisan mengenai penyemprotan alkohol atau klorin (disinfektan) ke tubuh manusia.

"Apakah menyemprotkan alkohol atau klorin ke tubuh manusia bisa membunuh virus corona?" tulis akun WHO dalam Bahasa Inggris, dikutip TribunJabar.id, Senin (30/3/2020).

Lebih lanjut akun itu menjelaskan, ternyata menyemprotkan disinfektan ke tubuh manusia tidak bisa membunuh virus corona yang telanjur masuk ke dalam tubuh.

Bingung Informasi Virus Corona Tinggal Buka WhatsApp, Chatbot WHO dan Kemeninfo akan Beri Penjelasan

Bahkan, menurut WHO, menyemprotkan cairan itu bisa merusak pakaian dan selaput lendir (mulut, mata, dan lain-lain).

"Hati-hati, alkohol dan klorin memang berguna sebagai disinfektan, tapi harus digunakan berdasarkan rekomendasi yang tepat," tulis akun WHO.

Pernyataan WHO ini juga senada dalam keterangan di laman covid19.go.id.
Situs resmi milik pemerintah Indonesia mengenai Covid-19 juga menjelaskan mengenai cairan disinfektan.

Tertulis, cairan disinfektan hanya efektif untuk membersihkan permukaan benda-benda yang potensial terdapat banyak bakteri dan virus.

Cairan disinfektan tersebut tak disarankan untuk disemprotkan pada tubuh manusia atau pakaian seseorang.

Disinfektan polres majalengka
Disinfektan polres majalengka (Tribun Cirebon/ Eki Yulianto)

"Cairan disinfektan bisa membersihkan virus pada permukaan benda-benda dan bukan pada tubuh atau baju dan tidak akan melindungi Anda dari virus jika berkontak erat dengan orang sakit," bunyi keterangan dalam laman resmi tersebut, dikutip TribunJabar.id dari Kompas.com.

Sementara itu, menurut Guidance Notes on Safe Use of Chemical Disinfectants Departemen Tenaga Kerja Hong Kong, alkohol adalah bahan kimia yang mudah terbakar jika berada di dekat api.

Karena itu, disinfektan yang mengandung alkohol, memiliki risiko jika disemprotkan ke tubuh.

Jika terhirup, alkohol pun dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan mempengaruhi saraf sistem pusat.

Kemudian, alkohol juga bisa mengiritasi kulit yang terluka.

Lantas bagaimana dengan klorin?

Zat tersebut ternyata disebut sebagai zat beracun.

Akibatnya bisa fatal jika seseorang terpapar klorin dengan konsentrasi tinggi.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved