Ridwan Kamil akan Putuskan Pemberlakuan Lockdown di Jabar, Usai Lihat Hasil Tes Ini
Ridwan Kamil mengatakan opsi keputusan pemberlakuan lockdown, blokade, atau isolasi, di Jawa Barat, setelah pihaknya merekap hasil . . .
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan opsi keputusan pemberlakuan lockdown, blokade, atau isolasi, di Jawa Barat, untuk mengantisipasi penyebaran virus corona Covid-19 akan ditetapkan setelah pihaknya merekap hasil rapid tes atau tes masif penyebaran virus corona di Jawa Barat.
Pekan ini, katanya, adalah saat krusial bagi Jawa Barat yang melakukan tes masif kepada dua puluh ribu warganya yang berpotensi tertular virus corona.
Sesuai dengan alat yang ada, tes dilakukan kepada tiga kategori, yakni kategori pertama adalah petugas kesehatan rumah sakit, orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).
• Opsi Lockdown Bodebek dan Bandung Perlu Dicermati Gubernur Jabar, DPRD Sudah Ajukan Usul
• DPRD Jabar Minta Jawa Barat Lockdown, Gubernur Diskusikan Kemungkinannya dengan Pemerintah Pusat
Kemudian kategori selanjutnya adalah mereka yang profesinya rawan karena memiliki interaksi sosial yang tinggi seperti petugas bandara, petugas transportasi, para pejabat publik, pemuka agama, dan pekerjaan lainnya.
Dengan tes tersebut, di akhir pekan ini pihaknya bisa mendapatkan peta persebaran yang lebih konkrit.
"Peta persebaran ini akan membuat kami melakukan isolasi, blokade, ataupun semilockdown dengan data yang jelas. Tanpa ada data tes masif ini kita akan susah mengambil keputusan yang lebih terukur. Kita menggunakan metode Korea Selatan, memang tidak ada full lockdown tapi melakukan tes semasif-masifnya," kata Gubernur di Gedung Pakuan, Jumat (27/3/2020).
Dengan peta baru mengenai penyebaran kasus virus corona ini, katanya, pihaknya bisa melakukan tindakan lebih baik.
• Malaysia Perpanjang Masa Lockdown, Pekerja Migran asal Indonesia Mulai Mengeluh Kelaparan
Sebelum tes cepat pun pihaknya menggunakan tes darah secara mandiri selama 10 hari menggunakan teknologi kedua yaitu PCR yang lebih akurat.
"Dari 500 orang yang dites memang ditemukan sekitar 10-an positif, termasuk para kepala daerah tadi dan tes ini menghasilkan pemetaan empat cluster yang harus diwaspadai," katanya.
Sekarang para peserta di empat cluster tersebut sedang dibantu pelacakannya oleh kepolisian untuk dicarikan alamat dan dipaksa untuk melakukan tes.
Empat cluster yang dimaksud adalah para peserta seminar ekonomi syariah di Bogor, acara keagamaan di Bogor, acara keagamaan di Lembang, dan para peserta Musda Hipmi di Karawang.
"Mudah-mudahan hasilnya keluar hari ini besok atau lusa sehingga Jawa Barat mulai minggu depan bisa punya peta yang jelas dari hasil tes yang masif ini Insya Allah kita bisa melakukan tindakan pencegahan lebih baik," katanya.
Hasil tes masif tersebut pun menjadi dasar perpanjangan masa sekolah dan pembatasan kegiatan keramaian di Jawa Barat. Gubernur berharap masyarakat tidak bepergian keluar kota atau malah mudik ke kampung halamannya.
"Titipan dari saya adalah saya mohon warga tetap tinggal di rumah jaga kesehatan, terutama ini jangan mudik kira-kira begitulah. Ini kalau mudik ke kampung halaman maka yang baru datang ke kampung halaman itu akan diberi status ODP dan dengan status ODP maka kewajibannya adalah diam di rumah 14 Hari tidak boleh ke mana-mana," ujarnya.