Wabah Virus Corona

INNALILLAHI, Dokter Tugas di RSUD di Jabar Positif Virus Corona Meninggal Dunia, Dirawat di RSHS

Seorang dokter di RSUD di Jawa Barat meninggal dunia terinfeksi virus corona. Dokter itu sempat dirawat di RSHS.

KOMPAS.com/CYNTHIA LOVA
ilustrasi ---Seorang dokter di RSUD di Jawa Barat meninggal dunia terinfeksi virus corona. Dokter itu sempat dirawat di RSHS. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin Bandung merawat 31 pasien dalam pemantauan (PDP) dan 16 di antaranya dinyatakan positif virus corona Covid-19, Kamis (26/5/2020).

Satu pasien positif terinfeksi virus corona di antaranya yang merupakan seorang dokter di salah satu RSUD di Jabar pun meninggal dunia.

Direktur Perencanaan Organisasi dan Umum RS Hasan Sadikin, Kamaruzzaman, mengatakan RS Hasan Sadikin memantau kembali 6 kasus baru orang dalam pemantauan (ODP) pada Kamis (26/3).

Dinkes Indramayu Sebut PDP Covid-19 yang Meninggal Belum Sempat di Tes Swab

Totalnya RS Hasan Sadikin memantau 261 orang yang mengisolasi diri di rumah.

Sedangkan pasien dalam pengawasan (PDP) bertambah 7 orang, pada tanggal yang sama. Sehingga total PDP yang dirawat dan diisolasi di RS Hasan Sadikin berjumlah 31 orang.

Pasien positifnya pun bertambah 6 orang, jadi total ada 16 pasien positif yang dirawat di RS Hasan Sadikin.

Dari 16 pasien tersebut, 9 di antaranya adalah laki-laki dan 7 perempuan. Pasien laki-laki berusia 24, 32, 40, 43, 49, 53, 53, 57, dan 61 tahun. Pasien perempuan berusia 30, 39, 43, 57, 59, 61, dan 67 tahun.

Pemantauan Pekerja Migran yang Pulang ke Tanah Air Masih Jadi Persoalan di Indramayu

"Hari ini, PDP positif umur 57 tahun telah meninggal dunia. Yang bersangkutan adalah seorang dokter yang pernah bekerja di salah satu rumah sakit umum pemerintah daerah di Jabar," kata Kamaruzzaman di RS Hasan Sadikin Bandung, Kamis (26/3).

Sejak wabah ini muncul, katanya, PDP yang dirawat di RS Hasan Sadikin berjumlah 66 orang. Dari angka tersebut 22 pasien dinyatakan positif, 2 orang sembuh, dan 5 orang meninggal dunia.

Lakukan Social Distancing, Pemain Persib Ini Tetap Jalani Latihan

"Kami terus mengimbau masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan menjaga kebersihan dan kesehatan diri, kurangi kegiatan di luar rumah, hindari keramaian, kegiatan, dan kumpulan massa, terapkan social distancing," ujarnya. (Sam)

Update Data Virus Corona di Jabar

Jumlah kasus virus corona Covid-19 di Jawa Barat, Kamis 26 Maret 2020, bertambah 5 kasus virus corona.

Semula kasus virus corona di Jawa Barat berjumlah 73 kasus. Total hingga kini menjadi 78 kasus virus corona.

Hari ini belum ada penambahan pasien positif virus corona yang dinyatakan negatif setelah menjalani perawatan. Total ada 5 pasien virus corona yang sembuh.

 Pemudik dari Zona Merah Berdatangan ke Ciamis, Dalam Sehari Jumlah PDP Naik 4 Kali Lipat

Dari 78 kasus virus corona di Jawa Barat, ada 11 pasien yang meninggal dunia.

Angka ini sekaligus menempatkan Jawa Barat menjadi provinsi dengan kasus virus corona terbanyak kedua setelah DKI Jakarta dengan 515 kasus virus corona.

Dari jumlah itu ada 46 pasien yang meninggal dunia.

Total di Indonesia ada 893 kasus virus corona dengan jumlah kamatian mencapai 78 orang.

Keluarga Terdampak Virus Corona Dapat Bantuan

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan Pemprov Jabar dan DPRD Jabar tengah menyusun teknis pemberian bantuan keuangan kepada keluarga yang terdampak Covid-19  atau wabah virus corona dari segi perekonomiannya di Jawa Barat.

"Barusan kami rapat dengan pimpinan dewan, dengan ketua-ketua fraksi dan komisi DPRD Jabar, berkesimpulan mulai minggu depan kita akan menyalurkan bantuan keuangan kepada warga Jabar yang terdampak Covid-19," kata gubernur yang akrab disapa Emil ini di Gedung Sate, Kamis (26/3/2020).

Masyarakat yang selama ini mendapat manfaat kartu pemberian kebutuhan pokok dari pemerintah pusat, katanya, akan menjadi domain pemerintah pusat.

 Alhamdulillah, Hasil Rapid Test Covid-19 Ratusan Tenaga Medis RSHS Bandung Negatif

Yang akan ditangani oleh Pemprov Jawa Barat adalah mereka yang rawan miskin baru, yang mendapat dampak dari penanganan wabah virus corona tersebut.

"Yaitu yang tidak berpenghasilan dalam kondisi ini. Jadi kita gerak cepat, kalau tidak ada halangan, minggu depan kita salurkan.

Jadi mereka yang terdampak akan mendapat Rp 500 ribu. Sepertiganya berbentuk cash, dua pertiganya berbentuk barang yaitu sembako dan yang berhubungan dengan pangan," ujarnya.

Konsekuensi dan berbagai hal teknis dalam memberikan pertolongan ini, katanya, sudah dikaji oleh tim dari Universitas Padjadjaran dan Bappeda Jabar.

Mereka sementara ini menyatakan penanggulangan wabah Covid-19 di Jawa Barat akan memberi dampak terhadap satu juta orang, yang harus segera diberikan pertolongan.

"Yang kita berikan Rp 500.000. Maka 27 kabupaten dan kota harus memberikan tambahan sesuai dengan kemampuan. Jadi harusnya yang diterima oleh warga bisa lebih dari Rp 500 ribu untuk mengisi pola seperti itu," katanya.

 Pemudik dari Zona Merah Berdatangan ke Ciamis, Dalam Sehari Jumlah PDP Naik 4 Kali Lipat

Pemberian dana Rp 500 ribu per keluarga ini, katanya, akan dirapatkan intensif dalam tiga hari ke depan. Dengan demikian, teknis penyalurannya dan pelaksanaannya akan jelas pada minggu depan.

"Yang lain-lain sudah ada rencananya sesuai dengan program dari tahun ke tahun, tapi yang betul-betul baru karena Covid-19, kurang lebih sekitar 1 juta orang.

Maka konsekuensinya ada sekitar Rp 5 triliun yang akan kita perbantukan untuk menolong warga Jawa Barat yang terdampak oleh Covid 19," katanya.

Anggaran tersebut, katanya, didapat dari penghematan perjalanan dinas, menggeser dana peruntukan desa, dan anggaran proyek yang tidak signifikan atau tidak berhubungan langsung dengan kebutuhan dasar masyarakat, kemudian melalui percepatan pemberian subsidi-subsidi.

"Yang berikutnya, tahap kedua adalah nanti ada sekitar Rp 13 triliun, itu kita gunakan untuk padat karya. Jadi yang tadi Rp 4 triliun sampai Rp 5 triliun untuk tanggap darurat pendapatan warga, yang Rp 13 triliun adalah melakukan proyek-proyek padat karya," katanya.

Sehingga, ujarnya, warga yang tiba-tiba menjadi pengangguran setelah masa tanggap darurat ini, akan dipekerjakan di proyek-proyek dengan nilai proyek kurang lebih sekitar Rp 13 triliun.

 Alhamdulillah, Hasil Rapid Test Covid-19 Ratusan Tenaga Medis RSHS Bandung Negatif

Pihaknya pun menerapkan kebijakan kepada semua proyek swasta, agar investor yang masuk berkewajiban juga melakukan usaha dengan pola padat karya.

Pemberian Rp 500 ribu per keluarga terdampak ini akan dilakukan dalam dua bulan dan dapat diperpanjang sampai empat bulan, sesuai penanganan wabah Covid-19 di Indonesia.

Setelahnya, baru digulirkan program proyek padat karya senilai Rp 13 triliun untuk mempekerjakan pengangguran baru. (Sam)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved