Pasien Suspect Corona Dipulangkan Rumah Sakit tapi Ditolak Warga Kampung, Terpaksa Menginap di Hotel
"Enggak berani pulang. Kami mau enggak mau jadi di hotel dekat rumah sakit. Enggak diterima orang kampung karena hasil tes virus corona belum ada,"
"Nah, salah satu peserta penelitian ini baru pulang dari negara terjangkit, dari Jepang."
"Selama lima hari itu istri saya satu kamar. Kebetulan memang sahabatnya," tutur dia.
Pihak rumah sakit memeriksa A di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Setelahnya, A langsung diisolasi.
Pada Senin (16/3/2020), SH mengatakan istrinya menjalani tes swab dan sampelnya dikirim ke Balitbangkes.
• LIPI Sebut Jahe Merah Tak Bisa Bunuh Virus Corona, Hanya Bantu Ringankan Gejala
• Wawancara Eksklusif - Sejenak Bersama Achmad Yurianto, Jangan Ada Dusta di Antara Kita
"Hasilnya dua hari kemudian katanya. Tapi istri saya diminta tetap diisolasi sambil menunggu rumah sakit rujukan," ucap SH.
Keesokannya, pihak rumah sakit memulangkan A. Padahal, kondisi A saat itu belum memungkinkan untuk pulang.
Suhu tubuh A masih 37 derajat Celcius, tensi darah belum stabil, serta batuk dan sakit tenggorokan.
"Mereka (pihak RS) bilang nanti hasilnya dikabari by phone."
"Kalau ada perubahan kondisi istri saya, harap langsung dibawa ke rumah sakit rujukan atau telepon hotline," ujar dia.
Selain itu, ia mengaku dilarang untuk mengunjungi rumah sakit itu jika hasil tes swab menunjukkan A terinfeksi corona.
"Mereka bilang jangan ke rumah sakit mereka lagi, alasannya karena bukan rujukan."
"Tapi mereka isolasi sampai tiga hari loh. Bahkan yang kasih makan di ruangan itu pakai baju (seperti) robot."
"Kalau enggak ada kemungkinan suspect, enggak mungkin diisolasi kan," kata SH.
Kini, SH berharap hasil tes swab sang istri keluar secepatnya untuk segera mengambil langkah antisipasi.
SH mengakui sulitnya mendapatkan pemeriksaan ideal terkait Covid-19.