Headline Tribun Jabar

Lokasi Wisata Lembang Ditutup, Wisatawan Juga Tak Bisa Masuk ke Pangandaran

Bupati Bandung Barat, Aa Umbara, mengatakan tak hanya lokasi wisata di Lembang yang terpaksa harus ditutup menyusul meluasnya wabah virus corona

Tribun Jabar/Fasko Dehotman
Pengunjung Lalala Fest 2019 harus berjalan kaki kurang lebih sejauh 3 Km untuk menuju akses pintu masuk utama di Orchid Forest Cikole, Lembang, Bandung Barat, Sabtu (22/2/2019). 

TRIBUNJABAR.ID, NGAMPRAH- Semua objek wisata di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) ditutup hingga paling tidak, 14 hari ke depan.

Penutupan dilakukan untuk mencegah meluasnya wabah virus corona ( Covid-19 ), sekalipun sejauh ini, belum dilaporkan terdapat kasus terkonfirmasi positif korona di lokasi wisata yang masuk dalam 10 besar tingkat kunjungan wisatawan terbanyak se-Indonesia.

Bupati Bandung Barat, Aa Umbara, mengatakan tak hanya lokasi wisata di Lembang yang terpaksa harus ditutup menyusul meluasnya wabah virus corona ini. Semua obyek wisata di KBB ditutup.

"Semuanya ada 33 lokasi wisata," ujar Aa Umbara ketika ditemui di sela kegiatan Panggung Sangkuriang di Kompleks Perkantoran Pemkab Bandung Barat, Rabu (18/3/2020).

Aa mengakui, keputusan ini mengundang reaksi beragam dari pengelola wisata. Sebagian mengaku keberatan karena memikirkan nasib para karyawannya. Namun, umumnya bisa menerima.

Grafika Cikole di Lembang
Grafika Cikole di Lembang (Isep Heri/Tribun Jabar)

"Mudah-mudahan dengan adanya penutupan wisata ini penyebaran virus corona tidak terus terjadi," ujarnya.

Menurut Aa Umbara, para pengusaha wisata tak boleh hanya memikirkan soal ekonomi terkait penutupan sementara ini.

Khasiat Air Kunyit Buat Kesehatan, Sering Meminumnya pada Pagi Hari Bisa Mencegah Kanker

Update Penyebaran Virus Corona di Indramayu, Rabu (18/3/2020): 3 PDP dan 38 ODP

"Pengelola harus juga memikirkan masalah kesehatan, karena jika pada 14 hari ke depan itu kondisinya baik-baik saja, masalah materi bisa kembali dicari. Jadi saya mohon kepada seluruh pemilik obyek wisata yang ada di Kabupaten Bandung Barat tutup dari mulai hari ini," kata Aa Umbara.

Untuk memastikan dipatuhinya perintah penutupan ini, kata Aa, pemerintah akan terus melakukan pemantauan.

"Nanti kalau udah aman, tak ada lagi ancaman virus, akan dibuka lagi. Kita lihat saja perkembangannya," kata Aa.

Hingga kemarin, sebanyak 31 orang di KBB berstatus sebagai orang dalam pemantauan (ODP) karena pernah memiliki riwayat perjalanan ke negara yang terkonfirmasi terinfeksi korona.

Seorang lainnya masuk dalam kategori pasien dalam pengawasan (PDP) karena sempat memiliki gejala dan memiliki riwayat perjalanan ke negara yang terinfeksi korona.

Sebelumnya, General Manajer Grafika Cikole, Sapto Wahyudi, mengatakan kerugian akibat penutupan lokasi wisata adalah sesuatu yang tak bisa dihindarkan.

Sapto mengatakan, untuk mengantisipasi meluasnya penyebaran korona, Terminal Wisata Grafika Cikole (TWGC) yang mereka kelola bahkan sudah mereka tutup sejak pekan lalu.

Selama tutup satu pekan itu, menurut Sapto, kerugian TWGC sudah mencapai Rp 1 miliar.

"Tapi kami enggak mau ambil risiko. Dibanding dengan erupsi Gunung Tangkubanparahu, ini jauh lebih parah."

Sadio Mane Sumbangkan 45.000 Euro ke Senegal untuk Pencegahan Penularan Virus Corona

Pasangan Suami Istri Berstatus PDP di Sukabumi Menunjukan Perkembang Baik

Pangandaran

Keseruan di destinasi wisata Cukang Taneuh atau yang terkenal dengan nama Green Canyon di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran.
Keseruan di destinasi wisata Cukang Taneuh atau yang terkenal dengan nama Green Canyon di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran. (Istimewa)

Selain lokasi wisata di  Lembang, penutupan juga dilakukan di lokasi wisata yang ada di Kabupaten Pangandaran.

Penutupan semua objek wisata di Pangandaran ini berlaku menyeluruh, baik yang dikelola oleh pemkab maupun yang dikelola pihak swasta.

“Penutupannya mulai hari ini (Rabu, 18/3) sampai 14 hari ke depan,” ujar Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata, kemarin.

Objek wisata Pangandaran yang ditutup antara lain Pantai Krapyak , Pantai Barat, Pantai Timur, Cagar Alam Pananjung, dan Pantai Batu Hiu.

Bahkan  Citumang, Santirah, Batu Hiu, dan Green Canyon, Madasari juga ditutup. Begitu pula tempat karaoke, dan sarana hiburan lainnya yang terdapat di lokasi wisata

Jarak Sosial

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, penerapan social distancing (jarak sosial) sebagai upaya mencegah meluasnya wabah virus corona, bukan berarti tidak boleh melakukan hal apa pun di tempat publik.

"Social distance itu menjaga jarak semaksimal mungkin dan tidak boleh melakukan kegiatan yang sifatnya tersier dan tidak wajib," ujarnya saat meninjau Pasar Sederhana, Kota Bandung, untuk memastikan tidak terjadinya panic buying akibat penerapan status darurat korona oleh pemerintah pusat.

Emil, begitu Ridwan Kamil biasa disapa, mengatakan aktivitas di pasar, tempat-tempat pelayanan publik, tentu tetap harus berjalan. Namun, warga tetap harus waspada.

"Tetap menjaga jarak dan berbelanja secepat mungkin, dan menggunakan masker," ujarnya.

Pemerintah, menurut Emil, juga akan senantiasa melakukan langkah-langkah untuk melindungi warganya.

Salah satunya menyemprotkan cairan disinfektan di lokasi-lokasi yang setiap hari selalu dipenuhi warga, seperti di pasar-pasar tradisional. Pemprov Jabar juga menutup sejumlah fasilitas umum yang mereka kelola hingga batas waktu yang belum bisa ditentukan untuk meminimalisasi penyebaran wabah.

Hingga kemarin, fasilitas umum yang sudah ditutup di antaranya, Lapangan Gasibu, Lapangan Saparua, Gedung Merdeka, Gedung Sate, termasuk Museum Gedung Sate.

Bekerja di Rumah

Untuk mencegah meluasnya wabah korona, aparatur sipil negara (ASN) di sejumlah wilayah di Jabar, seperti di Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Garut, juga sudah mulai melakukan aktivitas kerjanya di rumah, kecuali mereka yang bertugas di pelayanan-pelayanan publik. Selain Sumedang dan Garut, yang sudah lebih dahulu, Pemkot

Tasikmalaya dan Pemkab Bandung juga berencana melakukan hal serupa.

"Kebijakannya diarahkan ke masing-masing organisasi perangkat dinas atau OPD, karena tiap OPD berbeda kebutuhan kinerjanya," ujar Sekda Kota Tasikmalaya, Ivan Dicksan, di Bale Kota.

Meski belum diberlakukan, mekanisme bekerja di rumah ini, kata Ivan, sudah mereka siapkan.

"Jadi, begitu kebijakan ASN harus bekerja di rumah diterapkan, tinggal dilaksanakan saja karena kami sudah membuat rancangannya.

Para ASN itu harus apa saja selama di rumah berkaitan dengan tupoksinya masing-masing," kata Ivan. (hilman kamaludin/syarif abdussalam/firman wijaksana/firman suryaman/seli andina miranti/andri m dani)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved