Peneliti Langsung Uji Vaksin Virus Corona ke Manusia, Uji Coba ke Hewan Belum Selesai

Pengujian yang dipercepat ini dilakukan dengan cara melakukan percobaan vaksin pada manusia sebelum tes uji hewan selesai.

Editor: Theofilus Richard
shutterstock
ilustrasi vaksin 

TRIBUNJABAR.ID - Peneliti di Kanada yang sedang mengembangkan vaksin untuk virus corona akan langsung menguji vaksin tersebut ke manusia sebelum percobaan ke hewan selesai.

Hal ini dilakukan karena kebutuhan akan vaksin untuk virus corona dianggap mendesak.

Virus corona telah mewabah di berbagai penjuru dunia, sehingga peneliti dianggap harus bergerak cepat.

Sekarang para ahli dunia menyimpulan bahwa pengujian yang dipercepat adalah risiko yang layak diambil.

Pengujian yang dipercepat ini dilakukan dengan cara melakukan percobaan vaksin pada manusia sebelum tes uji hewan selesai.

China Siapkan Vaksin untuk Pasien Terinfeksi Virus Corona, Bulan Depan Siap untuk Situasi Darurat

"Wabah dan keadaan darurat sering kali menciptakan tekanan untuk menangguhkan hak, standar, atau perilaku etis," kata Jonathan Kimmelman, Direktur Unit Etik Biomedis dari McGill University di Kanada seperti dilansir dari Live Science, Sabtu (14/3/2020).

Walaupun masih mengundang perdebatan, percobaan pertama pada manusia rencananya akan dilakukan di Seattle, tepatnya Kaiser Permanente Washington Health Research Institute.

Peneliti mulai merekrut sukarelawan sehat pada awal Maret. Rencananya akan ada 45 sukarelawan yang terlibat, berumur antara 18 dan 55.

Sukarelawan akan mendapatkan vaksin yang dikembangkan oleh Moderna Therapeutics, perusahaan bioteknologi. Untuk resiko yang harus para sukarelawan tanggung, mereka akan mendapatkan total sekitar 1.100 dollar AS.

Vaksin yang dikembangkan menggunakan teknik baru untuk membuat mRNA yang mirip dengan mRNA yang ditemukan di SARS-CoV-2.

Waspada, Ternyata Perokok Lebih Mudah Terjangkit Virus Corona

Secara teori, mRNA buatan akan bertindak sebagai instruksi yang mendorong sel manusia untuk membangun protein yang ditemukan di permukaan virus.

Protein tersebut nanti diharapkan akan memicu respon imun protektif. Merancang vaksin dengan cara ini memungkinkan Moderna untuk mempercepat proses pengembangan. Namun perusahaan memang belum pernah menguji teknologi ini sebelumnya.

Uji coba terhadap hewan sebenarnya juga telah dilakukan. Ahli virologi di National Intsitute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) memberikan vaksin eksperimental pada tikus percobaan.

Menurut Barney Graham, Direktur Pusat Penelitian Vaksin NIAID, tikus-tikus standar laboratorium itu tak dapat terjangkiti virus corona seperti manusia. Sehingga harus membiakkan hewan pengerat yang rentan untuk memulai eksperimen.

Sayangnya, tikus-tikus itu baru bisa tersedia dalam beberapa minggu mendatang. (Kompas.com/Monika Novena)

Setelah Pengumuman Lockdown, Istri PM Spanyol Dinyatakan Positif Terinfeksi Virus Corona

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved