Keren, Fins Batik dari Sukabumi Ini Tembus Pasar Amerika dan Swiss, Ini Kisah Awalnya
fins batik dari Sukabumi ini telah terjual ke mancanegara seperti Australia, Jepang, Amerika, New Zealand, Swiss, dan Maladewa.
Laporan Reporter Tribun Jabar M Rizal Jalaludin
TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI- Ilham Santosa alias Ade Rabig (53) berhasil mengembangkan keahlianya sebagai pengrajin fins.
Ya, fins merupakan bagian kecil berupa sirip ikan yang ada di bagian bawah papan selancar yang berfungsi untuk memaksimalkan penggunaan papan selancar.
Siapa sangka, melalui tangan kreatifnya, Ade Rabig berhasil membuat fins dengan berbagai motif batik nusantara yang menembus pangsa pasar luar negeri.
Warga asal Kampung Tengah, Desa Karangpapak, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi ini mulai menggeluti bisnisnya dengan menjadi pengrajin fins sejak tahun 1995.
Ia mengaku, pada tahun 1995 ada turis asal Australia memberinya papan.
"Dulu ada yang memberi saya papan selancar orang Australia, namanya Sam. Sayang papan selancar dari Sam itu tanpa fins. Nah, di situlah saya melakukan berbagai eksperimen membuat fins dari berbagai bahan," kata Ade Rabig kepada Tribunjabar.id. Rabu (11/3/2020).
• Yuk Berlibur Ke Curug Maribaya, Kini Fasilitasnya Lebih Aman dan Nyaman Lho
• Mulai Rajin Olahraga, Penyanyi Naga Tekuni Boxing dan Yoga
Semula ia sempat mencoba membuat fins dengan papan kayu yang diselipkan ke bagian yang diduduki, namun ternyata tidak bertahan lama.
Lalu ia membuat lagi dengan bahan pipa paralon yang cukup tebal hingga kemudian ia mengenal fibreglass.
Sejak itulah ia mulai membuat berbagai macam fins dengan bahan fibreglass. Setelah agak mahir, ia mulai menambahkan motif dengan ketidaksengajaan.
“Karena adonan resin tumpah ke lap kain, setelah kering ternyata kelihatan sangat bagus dibuat motif. Dari situ mulailah serius membuat motif dengan kainnya dan jadilah brand batikfins,” katanya
Saat ini, selain memasarkan produknya secara lokal, melalui reseller dan media sosial, fins buatannya telah terjual ke mancanegara seperti Australia, Jepang, Amerika, New Zealand, Swiss, dan Maladewa.
Bahkan, tidak jarang para turis sengaja datang ke tempatnya hanya untuk memesan fins khusus.
Setiap fins batik yang dibuatnya dijual perset dengan masing-masing berjumlah 3-5 buah persetnya.
Harga yang dibanderol berkisar antara Rp 250 ribu hingga Rp 2,5 juta per set disesuaikan dengan tingkat kesulitan pembuatannya.
“Harapan ke depan saya ingin juga mempromosikan geoparknya. Alhamdulillah sekarang sudah menjadi produk unggulan Kabupaten Sukabumi,” katanya.