Bedanya Flu Biasa dan Gejala Virus Corona, Ini Tanda-tanda dan Cara Mengatasinya
Orang yang terinfeksi virus corona atau Covid-19 memiliki gejala seperti yang terkena flu biasa.
Penulis: Widia Lestari | Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
TRIBUNJABAR.ID - Orang yang terinfeksi virus corona atau Covid-19 memiliki gejala seperti yang terkena flu biasa.
Namun, ada perbedaan jelas yang perlu Anda ketahui terkait flu biasa dan gejala virus corona.
Untuk flu biasa, gejala yang timbul biasanya setelah satu sampai tiga hari setelah terpapar virus dari orang lain yang sedang sakit.
Dalam artikel di laman Alodokter yang ditinjau Dokter Meva Nareza, gejala flu biasa itu mulai dari bersin, hidung tersumbat dan berair, hingga sakit tenggorokan.
Kemudian, akan muncul juga gejala batuk, sakit kepala ringan, hingga terkadang demam.
Biasanya, flu biasa akan sembuh sendiri dalam jangka waktu empat hingga sembilan hari.
Disebutkan, bahwa flu biasa akan lekas sembuh jika daya tahan tubuh kita semakin kuat.
Untuk mengatasi flu biasa, penderitanya harus minum air putih yang cukup dan mengonsumsi makanan bernutrisi.
Selain itu, penderitanya juga harus banyak beristirahat.
• Hingga Jumat Siang, Ada 13 Suspect Corona di Indonesia, 4 di Antaranya Kontak dengan Pasien 1 dan 2
Ada obat yang biasanya diberikan atas resep dokter untuk meredakan gejala flu biasa.
Misalnya Chlorpheniramine dan pseudoephedrine, yaitu untuk meredakan hidup tersumbat dan berair.
Untuk mengatasi gejala flu yang disertai demam ringan, biasanya diresepkan obat Paracetamol dan ibuprofen.
Jika gejala yang dialami meliputi pilek, batuk berdahak, dan demam biasanya akan diberikan resep obat yang terdiri dari paracetamol, chlorpheniramine, pseudoepherine, dan guaifenesin.

Lalu, bagaimana dengan orang yang terkena virus corona atau Covid-19?
Gejalanya memang mirip, tapi lebih berat. Gejala yang utama muncul, yaitu demam tinggi, batuk, dan sesak napas.
Paparan virus corona ini dalam kasus yang parah bisa menyebabkan komplikasi, antara lain, sindrom gangguan pernapasan akut, pneumonia, edema paru, hingga kegagalan fungsi organ tubuh seperti ginjal.
Selain itu, hingga kini belum ada obat atau vaksin untuk mengobati infeksi virus corona.
Pada artikel lainnya di laman Alodokter yang ditinjau Dokter Merry Dame Cristy Pane, disebutkan gejalanya akan muncul waktu dua hari sampai dua pekan setelah terpapar virus corona.
Disebutkan, ada gejala umum yang biasanya muncul yaitu demam, batuk, dan sesak napas.

Gejala lain yang lebih detail terkait ciri-ciri awal yaitu, munculnya gejala flu.
Mulai dari sakit kepala, batuk, hidung berair, demam, dan nyeri tenggorokan.
Kemudian, bisa muncul juga gejala penyakit infeksi pernapasan berat. Mulai dari demam tinggi, sesak napas, nyeri dada, hingga batuk berdahak bahkan berdarah.
Efeknya sangat berbahaya bagi tubuh. Dari kasus yang parah, virus corona ini bisa menyebabkan komplikasi pada penderitanya.
Mulai dari pneumonia, gagal ginjal, infeksi sekunder pada organ lain, hingga kematian.
Hingga kini, di negara-negara lain sudah banyak korban yang meninggal akibat terinfeksi kasus corona.
Penularan virus corona atau Covid-19 ini melalui beberapa hal.
Misalnya, dari bersin, batuk, atau menghirup percikan ludah penderita Covid-19.
• Tingkat Kematian Akibat Virus Corona Lebih Rendah dari MERS dan SARS, Ini Perbandingannya
Kemudian, memegang mulut atau hidung tanpa cuci tangan setelah menyentuh benda yang terkena cipratan air liur penderita yang terinfeksi virus corona.
Selain itu, virus corona juga bisa menular karena kontak fisik dengan penderitanya, seperti sentuhan saat berjabat tangan.
Dalam artikel itu, disebutkan virus corona bisa menginfeksi siapa pun.
Namun, risikonya akan sangat berbahaya jika menginfeksi orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah.
Selain itu, berbahaya juga bagi orang yang sedang sakit dan orang yang lanjut usia.
Oleh karena itu, jika mengalami gejala infeksi virus corona, apalagi gejala tersebut muncul selama dua pekan setelah kembali dari negara-negara yang terpapar corona, maka segera periksa ke dokter.
Jika dicurigai, maka harus dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan.
Biasanya, untuk mengetahui apakah pasien tersebut terinfeksi virus corona atau tidak, dokter akan melakukan pemeriksaan.
Khususnya, menanyakan apakah pasien sempat bepergian ke negara yang terpapar virus corona atau tidak.
Kemudian, akan ada pemeriksaan lanjutan. Mulai dari uji sampel darah, tes usap tenggorokan, hingga rontgen dada.