Banjir di Kota Bandung
BREAKING NEWS Kantor Kecamatan Rancasari Bandung Kebanjiran, Sungai Cipamokolan Hampir Meluap
Hujan deras disertai angin kencang di Kota Bandung, Sabtu (14/2/2020) sejak pukul 13.30 WIB
Penulis: Cipta Permana | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Cipta Permana
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Hujan deras disertai angin kencang di Kota Bandung, Sabtu (15/2/2020) sejak pukul 13.30 WIB, menyebabkan beberapa wilayah tergenang banjir, termasuk Kantor Kecamatan Rancasari.
Hujan deras bahkana membuat debit permukaan air Sungai Cipamokolan di Jalan Babakan Wadana RT 05 RW 08 Kelurahan Cipamokolan, Rancasari meninggi nyaris mencapai batas bibir jalan di kawasan tersebut.
Sebagai upaya mencegah terjadinya banjir ke permukiman warga dan akses masyarakat lainnya, kini seluruh pintu air di Sungai Cipamokolan telah dibuka secara maksimal.
Wawan Hermawan (38) warga Jalan Keadilan mengaku, ketinggian permukaan air di Sungai Cipamokolan terjadi berselang 5-10 menit setelah hujan lebat yang tiba-tiba mengguyur seketika.
Ia bersama warga lainnya pun merasa khawatir bila hujan yang turun dengan lebat, terus terjadi dalam waktu lama, akan berdampak pada luapan air sungai ke wilayah permukiman warga di sekitarnya.
• Anak Ketum Garis Klarifikasi Pernyataan Ayahnya, Hanya Guyonan, ISIS Sudah Tak Ada Lagi
"Air tiba-tiba aja naik dengan cepat padahal hujan baru turun. Tapi karena hujan turunnya langsung gede (lebat) dan mungkin di bagian hulu hujan juga, jadi imbasnya ke sini, mudah-mudah cepat reda hujannya, soalnya khawatir banjir," ujarnya saat ditemui tengah bersantai bersama warga lainnya di sebuah taman sekitar Sungai Cipamokolan, Sabtu (15/2/2020).
Sementara itu, Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban Satpol PP Kecamatan Rancasari, Aris Budiharsa membenarkan bahwa kondisi permukaan air di Sungai Cipakolan hampir mencapai bibir jalan.
Meski demikian kini kondisi ketinggiannya terus berangsur menurun, seiring dengan dengan dibukannya tiga pintu air di sungai tersebut oleh petugas penjaga pintu air Sungai Cipamokolan.
"Ya benar ketinggiannya seperti itu (dalam foto yang dikirim), hal itu dikarenakan semula dari tiga pintu air yang ada, yang dibuka hanya satu, kalau sekarang semuanya sudah semua di buka, makanya arus air lancar dan ketinggian permukaan air juga mulai berangsur turun," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon. Sabtu (15/2/2020).
Aris menuturkan, selain berpengaruh pada ketinggian debit air di Sungai Cipamokolan, dampak derasnya hujan juga telah menyebabkan beberapa wilayah kelurahan di Kecamatan Rancasari kini mulai dilanda banjir, dengan ketinggian mulai sebetis hingga selutut orang dewasa. Bahkan, banjir juga merendam telah turut merendam Kantor Kecamatan Rancasari.
• LINK LIVE STREAMING Persib Bandung vs Persis Solo, Meski Lawan Klub Liga 2 Persib Tetap Maksimal
"Dampak hujan juga menyebabkan banjir di Kelurahan Manjahlega, di Derwati, dan juga di Perumahan Bumi Santosa Asih ini juga jelas langganan banjir, bahkan banjir juga telah masuk ke Kantor Kecamatan Rancasari. Untuk ketinggian banjir di akses jalur utama jalan itu se lutut kalau di kantor kami se betis," ucapnya.
Ia menambahkan, wilayah Kecamatan Rancasari kerap dilanda banjir disebabkan oleh terhambatnya saluran aliran air, karena masifnya pendirian bangunan yang terus berlomba untuk lebih tinggi dari wilayah sekitarnya. Tetapi juga, kondisi bertambah parah seiring dengan dilakukannya pengerjaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

"Sejak proyek kereta Indonesia-China itu berjalan, sejumlah saluran air yang semula dan semestinya lancar, sekarang terhambat karena tertutup oleh material galian proyek.
Bahkan, baru beberapa hari lalu, kami dan Pak Lurah Derwati sudah membongkar dua titik lokasi saluran air yang tersumbat karena tertimbun galian proyek dan membuat saluran baru tambahan untuk mencegah banjir," katanya.