EKSKLUSIF- Setiap Hari Antrean Layanan SIM Online Membludak, 2 Gerai Tak Beroperasi Berbulan-bulan
Meski operasional gerai SIM baru dimulai pukul 10.00, pendaftaran di basement mal tersebut sudah dimulai sejak pukul 06.00.
Penulis: Cipta Permana | Editor: Theofilus Richard
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Para pemohon perpanjangan surat izin mengemudi (SIM) di Kota Bandung terpaksa harus mengantre sejak pagi-pagi sekali di gerai pelayanan SIM online di Mal Festival Citylink, Jalan Peta Nomor 241 Kota Bandung.
Meski operasional gerai SIM baru dimulai pukul 10.00, pendaftaran di basement mal tersebut sudah dimulai sejak pukul 06.00.
Demi mendapatkan nomor antrean pertama, tak jarang para pemohon bahkan sudah berada di basement mal sejak sebelum pukul 06.00
Membludaknya antrean gerai SIM online Citylink terjadi sejak dua gerai SIM online lainnya yakni di Bandung Trade Center (BTC) Jalan Djundjunan dan di Pasar Modern Batununggal berhenti beroperasi beberapa bulan lalu.
Sejak itu, ratusan pemohon memilih mengurus perpanjangan SIM-nya di gerai SIM Citylink.
• Kritik Stadion Si Jalak Harupat, Pelatih Persib Robert Alberts Sebut Kondisi Sangat Buruk
Para pemohon tak lagi mengurus perpanjangan SIM A dan SIM C-nya di Mapolrestabes karena Mapolrestabes tak lagi melayani perpanjangan SIM A dan C.
Saat yang sama, layanan SIM keliling juga kerap tak jadi pilihan, bukan saja karena lokasinya yang selalu berubah setiap harinya, tapi juga karena di lokasi SIM keliling pun para pemohon harus antre sejak pagi-pagi sekali.
Di areal SIM keliling, pendaftaran bahkan sering kali sudah ditutup sejak pukul 10.00 pagi.
Bahkan, jika kebetulan pemohonnya banyak sekali, pendaftaran sudah ditutup sejak pukul 09.00.
Ditemui saat mengantre SIM di Mal Citilink, pekan lalu, Sintya Ningrum (28), warga Jalan Sukajadi, Bandung, mengaku sudah mengantre di lantai dua basement mal tersebut sejak pukul 06.00.
Usahanya tak sia-sia. Sintya mendapat nomor urut tiga.
Setelah selesai mengisi daftar antrean pelayanan di basement, Sintya mengaku pergi sejenak untuk memfotokopi KTP-el dan sambil sarapan di warung nasi terdekat.
Usai sarapan, Sintya mengaku buru-buru kembali ke basement karena khawatir petugas sudah mengabsen namanya.
Sebab jika panggilan itu sampai terlewat, petugas akan langsung mencoretnya dan Sintya harus membali mendaftar dari awal. Saat Sintya kembali pukul 08.00, antrean di basement sudah mengular.
Pada pukul 08.30, aftar antrean mencapai nomor urutan ke-55.