Bocah Cirebon Tewas Digigit Ular

Atasi Gigitan Ular Berbisa Termasuk Ular Weling, Jangan Diikat! Gini Pertolongan Pertama yang Benar

Gigitan ular berbisa, seperti ular weling dan ular king kobra bisa merenggut nyawa manusia. Namun, banyak paham yang salah dalam mengatasi

Penulis: Widia Lestari | Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
Pixabay via Kompas.com
cara menangani gigitan ular berbisa ular berbisa termasuk ular weling 

TRIBUNJABAR.ID - Gigitan ular berbisa, seperti ular weling dan ular king kobra bisa merenggut nyawa manusia. Namun, banyak paham yang salah dalam mengatasi atau menangani gigitan ular berbisa.

Jika Anda pernah mendengar pertolongan pertama untuk korban gigitan ular berbisa itu harus diikat atau dihisap atau disedot, itu salah besar!

Pakar Gigitan Ular dan Toksikologi, DR. dr. Tri Maharani pernah menjelaskan kesalahan yang kerap dilakukan yaitu memberikan ikatan kencang, mengisap darah di area yang tergigit ular, hingga menggunakan garam.

Padahal cara tersebut itu bukan cara yang benar. Menurutnya, ada cara yang benar dalam pertolongan pertama untuk mengatasi gigitan ular berbisa, yaitu melakukan imobilisasi.

Imobilisasi adalah area tubuh yang terkena gigitan ular tidak boleh digerakkan.

Jika banyak bergerak, maka akan akan membuat bisa ular menyebar.

Kronologi Ular Weling Tewaskan Bocah, Kini di Cirebon, Kenali Mematikannya Gigitan Ular Berbisa Itu

“Prinsipnya imobilisasi. Pergerakan otot akan membuat kelenjar getah bening menyebarkan bisa ularnya, maka kita harus membuat dia (korban) tidak bergerak,” katanya seperti yang dimuat dalam berita Kompas.com

Seorang pecinta reptil, Panji Petualang juga pernah menjelaskan metode imobilisasi ini ketika menjadi bintang tamu dalam acara Call me Mel yang tayang pada 16 Desember 2019.

Menurutnya, metode imobilisasi ini memang dianjurkan langsung oleh Badan Kesehatan Dunia atau WHO.

"Metode sebenarnya secara medis yang dianjurkan adalah imobilisasi itu emang WHO yang ngasih sarannya," kata Panji Petualang.

Seperti yang dijelaskan Tri Maharani, Panji juga menjelaskan jika tubuh yang kena gigitan banyak digerakkan akan membuat racun atau bisa ular menyebar.

"Pada dasarnya bisa ular menjalar bukan dari darah dari melalui kelenjar getah bening, sedangkan kelenjar getah bening bukan ada di pembuluh darah tapi di bawah otot.

Jadi semakin otot kita banyak bergerak akan membuat racun itu atau bisa itu bergerak pula," katanya.

Kemudian, Panji Petualang memaparkan, saat melakukan imobilisasi itu area yang kena gigitan, misalkan tangan, harus dibidai atau digips, seperti orang yang patah tulang.

"Jadi yang harus dilakukan adalah membidai tangan kita seperti kalau kita patah tulang itu dipasang gips dipasang plat dari kayu kemudian diikat plat kayunya," ujarnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved