Kongres PAN Ricuh Hingga Aksi Ada Aksi Lempar Kursi, Sejumlah Kader Terluka
Kericuhan mewarnai hari kedua Kongres V Partai Amanat Nasional (PAN) di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (11/2/2020).
Proses penghitungan berlangsung terbuka di Ruangan Phinisi, Hotel Claro. Proses penghitungan dilakukan di panggung. Panitia menunjukan kertas suara bergambar para calon ketua umum yang telah dicoblos.
Pimpinan Rapat Pemilihan Ketua Umum, Totok Daryanto, kemudian mengesahkan hasil pemilihan ketua umum PAN disambut sorak sorai para peserta.
"Dengan hasil sebagaimana saya umumkan itu, maka dengan mengucap bismillah, saudaraku Zulkifli Hasan ditetapkan menjadi Ketum PAN periode 2020-2025," ucap Totok.
Usai pengumuman, Mulfachri menghampiri Zulkifli. Keduanya berpelukan dan cium pipi kiri, cium pipi kanan.
Dari 590 pemegang hak suara, sebanyak 22 di antaranya diputuskan tidak bisa memilih karena sengketa kepengurusan.
Sekjen PAN yang juga menjabat sebagai ketua panitia pengarah kongres, Eddy Soeparno mengatakan 22 yang tidak memiliki hak suara ini sudah disepakati sebelumnya.
"Daripada kita kemudian berkutat pada sengketa itu dan berujung pada tindakan hukum, dalam bentuk gugatan, atau lain-lain di kemudian hari, kita sepakati bersama bahwa ke-22 daerah itu dibekukan kepesertaannya," ujar kata Eddy.
• Mengaku Kesepian Tak Bertemu Wanita Satu Bulan, Pemuda di Lampung Nekat Perkosa Nenek di Semak-semak
Bukan Kisruh
Pengurus PAN Purwakarta, Dadang Sudirman, mengatakan apa yang terjadi pada kongres PAN di Kendari bukan kekisruhan.
"Itu mah biasa, dinamika politik saja," ujarnya saat dihubungi Tribun, kemarin.
Saat ditanya, ke mana PAN Purwakarta melabuhkan dukungan pada pemilihan ketuan umum kali ini, Dadang tak menjawabnya dengan tegas. Ia hanya tersenyum.
"Dalam rapat di tingkat kabupaten, tidak diputuskan dengan jelas kami mesti ke mana," ujarnya. (tribun network/nis/wly/nandri prilatama)