Pesan Panji Petualang Setelah Ada Bocah Tewas Digigit Ular Weling: Jangan Coba-coba Tangkap

Panji Petualang menyebut ular weling merupakan ular yang sangat berbahaya dan memiliki bisa yang dapat menyebabkan kematian.

Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Ravianto
Wikimedia Commons via Kompas.com
Keganasa ular weling yang menewaskan bocah di Bandung 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Panji Petualang sang pawang hewan melata memberikan tanggapan sekaligus imbauan kepada warga masyarakat terkait berbahayanya terkena gigitan ular weling atau welang. Beberapa hari terakhir ini, banyak pemberitaan yang memberitakan ada warga yang terkena gigitan ular weling tersebut yang mengakibatkan harus meregang nyawa.

Seperti yang dialami salahsatunya korban ialah Hadi Ramdani bocah berusia 11 tahun asal Ujungberung, Kota Bandung, terkena gigitan ular weling hingga meninggal dunia pada Rabu (22/1/2020).

Panji Petualang menuturkan warga masyarakat seharusnya lebih berhati-hati saat berjumpa dengan hewan melata tersebut, terlebih jika ular tersebut memiliki bisa yang sangat berbahaya.

Panji Petualang menyebut ular weling merupakan ular yang sangat berbahaya dan memiliki bisa yang dapat menyebabkan kematian.

"Iya memang ular jenis weling itu masuk kategori ular paling mematikan keempat. Jadi warga semua harus berhati-hati jika bertemu ular itu," kata Panji Petualang kepada Tribun Jabar melalui sambungan telepon, Senin (27/1/2020).

Anak yang terkena gigitan ular weling, kata Panji, dikarenakan salah satunya ialah ketidaktahuan anak tersebut bahwa ular jenis weling itu berbahaya.

Kemudian, masalah selanjutnya ialah banyak warga yang mencoba-coba menangkap hewan melata liar tersebut tanpa memiliki keahlian sebelumnya.

"Ya itu bisa karena si anak tak tahu soal ular weling apakah berbisa atau tidak, dan juga karena adanya keinginan untuk coba-coba menangkap ular melata yang disebabkan penasaran tinggi sehingga berakhir celaka," ujar Panji Petualang.

"Pokoknya jika memang hendak lakukan penangkapan ular ya harus sigap menyiapkan anti bisa ular. Panji imbau juga warga untuk tidak mencoba-coba tangkap ular di alam liar karena itu berbahaya," katanya menambahkan. 

Bocah di Ujungberung Tewas Digigit Ular Weling

Seekor ular weling menggigit seorang bocah berusia 11 tahun, bernama Adi Ramdani atau Andi Ramdani yang tinggal di kawasan Ujungberung, Kota Bandung.

Akibat gigitan ular weling, Adi Ramdani pun tewas atau meninggal dunia di rumahnya pada Rabu (22/1/2020).

Plt Camat Ujungberung Didin Dikayuana menyebutkan, sang bocah memang tinggal di kawasan perumahan padat. Di belakang rumahnya, ada beberapa tumbak sawah kering.

Disebutkan, Adi bisa memiliki ular weling karena menangkap dari dekat rumahnya.

"Dia menangkap ular weling di dekat rumahnya," kata Didin seperti yang dimuat Kompas.com.

Menurutnya, sang bocah sempat menunjukkan ular tangkapannya kepada teman-temannya. Tetangga Adi Ramdani sempat mengingatkan jangan bermain dengan ular weling karena ular tersebut berbisa.

Namun, Adi tak menggubrisnya dan justru menyebut bisa ular tersebut telah dibuang.

Ular Weling termasuk ular berbisa mematikan
Ular Weling termasuk ular berbisa mematikan (Pixabay via kompas)

"Korban bersikukuh bahwa ular tersebut sudah dibuang bisanya," katanya.

Disebutkan juga, bocah asal Ujungberung itu berencana akan menjual ular tersebut. Berdasarkan kronologinya, Adi Ramdani digigit ular weling ketika memamerkan ke teman-temannya.

 Kenali Racun Ular Berbisa dari Ular Weling hingga King Kobra, Begini Gejalanya Jika Terkena Gigitan

Kemudian, ia pun pulang ke rumah. Namun, orangtuanya belum pulang ke rumah. Ayahnya masih bekerja, sedangkan ibunya dengan ikut rapat di Kelurahan Pasirjati.

Namun, kondisi bocah tersebut semakin buruk akibat gigitar ular. Mulutnya berbusa dan tangannya menggaruk-garuk lantai. Kondisi itu dilihat langsung oleh ibunya ketika tiba di rumah.

Berdasarkan laporan wartawan Tribunjabar.id di Kota Bandung, orangtua sang bocah sempat membasuh tubuh anaknya yang kena gigitan ular, menggunakan air hangat yang ditambah garam.

Kemudian, disebutkan juga daerah tubuh yang kena gigitan ular juga diikat. Hal itu disampaikan Danton 1 Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung, Solehudin.

Panji Petualang ungkap ancaman ular weling yang bisa merenggut nyawa.
Panji Petualang ungkap ancaman ular weling yang bisa merenggut nyawa. (Kolase Tribun Jabar (Pixabay via Kompas dan Instagram/panjipetualang_real))

"Orang tua sempat memberikan pertolongan pertama pada Andi dengan membasuh pakai air hangat ditambah garam dan diikat di bagian yang digigit," katanya.

Kemudian, sang bocah pun langsung dilarikan ke RSUD Ujungberung untuk mendapatkan pertolongan medis.

Namun, nyawanya tak tertolong. Ia meninggal dunia setelah digigit ular berbisa.

 Ganasnya Ular Weling, Tewaskan Satpam Serpong, Gini Cara Atasi Gigitan Ular Berbisa agar Selamat

"Korban sempat dibawa ke RSUD Ujungberung namun nyawanya tidak tertolong," kata Solehudin.

Solehudin juga mendapatkan informasi bahwa sang bocah digigit ular welang bewarna hitam dan putih, yang ditemukan korban di masjid dekat rumah.

Sebelum bocah di Ujungberung, beberapa waktu lalu juga sempat heboh berita seorang satpam di Serpong yang tewas akibat gigitan ular weling.

Gigitan ular weling memang mematikan. Hal ini bahkan dijelaskan Panji Petualang melalui salah satu vlog-nya.

Menurut Panji Petualang, ular weling atau bungarus candidus termasuk dalam suku atau golongan Elapidae. Ular berbisa itu masuk ke dalam keluarga besar ular kobra.

"Ular weling jenis Bungarus spesies, Bungarus adalah keluarga ular golongan Elapidae yang masuk dalam keluarga besarnya kobra, hanya mereka berbeda spesies," ujarnya.

Di antara ular Elapidae, ular berbisa itu termasuk pasif dan cenderung jinak. Berbeda dengan ular king kobra yang sangat agresif.

"Di antara jenis elapidae, memang jenis bungarus termasuk ular yang pasif, tidak seperti king kobra yang sangat agresif, bungarus cenderung jinak," kata Panji Petualang.

Namun, tetap saja ancaman gigitan ular berbisa itu tak bisa dielakkan. Apalagi jika ular weling merasa terusik atau terancam.

Saat sang ular berada dalam kondisi terancam, maka akan lansgung melancarkan gigitan.

"Ketika mereka merasa terusik dan terancam, mereka tak akan segan menggigit," katanya.

Panji Petualang menyebut, ular weling memang sulit ditebak. Ular tersebut disebut nyaris mirip dengan ular paling mematikan di dunia, yaitu ular laut.

"Ular weling, berbisa namun pasif, aktif di malam hari, hampir mirip ular paling mematikan di dunia yaitu ular laut, namun mereka sulit ditebak," katanya.

Ia pun menyebut, secara umum ular berbisa itu sudah memiliki bisa ular sejak menetas dari telurnya.

Hal inilah yang perlu diwaspadai. Gigitan ular berbisa yang masih kecil, termasuk ular weling, jauh lebih mematikan.

"Sejak menetas dari telur, ular berbisa sudah berbisa bahkan gigitannya justru lebih berbahaya drai ular lebih besar," kata Panji Petualang.

Hal ini disebabkan ular yang masih kecil belum bisa mengontrol bisa dalam tubuhnya.

"Ular kecil belum bisa mengontrol dari bisa yang mereka keluarkan," katanya.

Sebagai informasi tambahan, diolah Tribunjabar.id dari berbagai sumber, ular weling ini banyak di temukan di Asia Tenggara.

Di Indonesia, jenis ular ini menyebar di Jawa hingga Bali. Biasanya, ular weling kerap ada di kawasan pedesaan hingga perkotaan.

Ular berbisa itu kerap hidup di saluran air, semak-semak, hingga sawah, dan perkebunan.

Selain itu, ular itu pun kerap hidup di hutan, bukit, tanah yang berpasir, hingga bebatuan.

Ular weling penampakannya belang-belang. Warnanya biasanya hitam putih, atau kuning putih.

Selain itu, ular weling memang memiliki bisa ganas yang mematikan.

Jenis bisanya, yakni neurotoksin. Bisa tersebut memang ganas sehingga bisa menyebabkan kematian.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved