Batu Susun Batu Rompe Ciamis Kini Ramai Dikunjung, Sampah pun Mulai Berserakan
Mereka datang melihat batu susun di Blok Rompe baik secara perorangan maupun kelompok. Pemandu-pemandu lokal pun mulai bermunculan.
Penulis: Andri M Dani | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Andri M Dani
TRIBUNJABAR.ID, CIAMIS- Sejak viralnya keberadaan batu susun di Blok Rompe, Desa Sukaharja, Kecamatan Lumbung Ciamis sejak Desember lalu, kini batu susun Blok Rompe tersebut banyak dikunjungi oleh berbagai pihak.
Mereka datang melihat batu susun di Blok Rompe baik secara perorangan maupun kelompok. Pemandu-pemandu lokal pun mulai bermunculan.
Kehadiran banyak pengunjung itu kadang-kadang menyisakan sampah yang berserakan di kawasan batu susun yang berlokasi di perbatasan Desa Sukaraharja Kecamatan Lumbung dan Dusun Selamaya Desa Selasari Kecamatan Kawali Ciamis tersebut.
“Sampahnya macam-macam. Ada kertas atau bungkus makanan, yang banyak memang botol air mineral. Di buang begitu saja di atas pematang, di sawah bahkan juga di tepi-tepi batu susun,” keluh Agus Cawing (30), pegiat budaya yang juga aktivis Karang Taruna “Cakra Buana” Desa Selasari Kawali kepada Tribun Senin (27/1/2020).
Setelah mengunggah foto dan video tentang batu susun yang unik di Blok Rompe ini di akun facebooknya Desember 2019, Agus mengatakan Batu Rompe yang diduga candi peninggalan sejarah itu menjadi viral dan menjadi perhatian banyak pihak.

• Batu Susun Rompe Butut di Ciamis Segera Diteliti Arkeolog dari Balai Arkeologi Bandung
• Untuk Pastikan Candi atau Bukan, Tim Unigal Ciamis akan Turun ke Lokasi Batu Susun Rompe Butut
Pengunjung pun mulai berdatangan ke lokasi batu susun yang oleh warga setempat dianggap angker tersebut.
Selama dua minggu terakhir, hampir setiap hari selalu ada pengunjung yang datang ke Batu Rompe baik itu dari Ciamis maupun dari luar Ciamis. Baik yang datang perorangan maupun secara berombongan.
“Pada hari biasa ada 3 sampai 4 rombongan yang datang mengunjungi Batu Rompe. Hari libur seperti hari Minggu kemarin sampai dua kali lipatnya. Pengunjung sekarang memang sudah ramai, baik yang langsung saya pandu bersama rekan atau rekan lainnya. Hari kemarin (Minggu, 26/1) Pak Anton Charliyan (pegiat budaya mantan Kapolda Jabar) dan rombongan dari Unpad juga berkunjung ke batu susun ,” katanya.
Kehadiran banyak pengunjung ke Batu Rompe tersebut tentu sangat menggembirakan. Tapi di sisi lainnya dampaknya banyak sampah yang tercecer dan di buang sembarang di sekitar kawasan Batu Rompe.
"Tiap sore setelah pengunjung pulang, saya dan rekan-rekan selalu menyisir lokasi sekitar batu susun, memungut sampah-sampah itu, banyak juga kadang sampai satu keresek besar. Kalau dibiarkan kawasan batu susun bisa jadi kotor dan tidak indah lagi. Kami berharap pengunjung memelihara kebersihan lingkungan batu susun, tidak membuang sampah sembarangan,” harap Agus.
• Viral Batu Susun Rompe Butut di Desa Sukaraharga Ciamis, Dikenal Angker dan Diduga Candi
• Batu Susun di Kawali Ciamis Diduga Candi, Ketua Dewan Minta Arkeolog Turun Tangan
Menurut Agus, ia dan rekan-rekan sudah mempersiapkan papan imbauan agar pengunjung tidak membuang sampah sembarangan, tidak mencorat coret batu susun, tidak memanjat tebing dan selalu menjaga keberadaan batu susun.
“Ada pengunjung yang nekat mendaki tebing di atas batu susun. Itu kan berbahaya. Makanya kami akan segera pasang papan pengumuman,” katanya.
Setelah sempat viral di medsos, keberadaan batu susun di Blok Rompe kini menjadi perhatian banyak pihak.
Batu yang tersusun dari lempengan batu bentuknya seperti pilar dengan ketinggian 15 meter yang dibagian atasnya dicengkram akar pohon kiara besar membuat susunan batu susun tersebut tampak angker.
Lokasinya berada di bagian bawah tebing setinggi 50 meter dengan latar depan hamparan sawah di sisi selokan Cikadondong (anak Sungai Cimuntur).
Pihak Disbupora Ciamis sudah mengusulkan ke Balai Arkeologi (Balai Bandung) untuk meneliti batu susun di Blok Rompe apakah peninggalan sejarah atau bukan, candi atau hanya susunan batu yang terbentuk alami.