Malangnya Balita di Indramayu Ini, Tewas Digigit Ular saat Bermain di Lapangan Bola
Balita berparas cantik itu meninggal dunia seusai digigit ular saat bermain di sekitar rumahnya.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Ravianto
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Nasib malang menimpa balita berusia 5 tahun, Kayla Triyani warga Blok Krapyak, Desa/Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu.
Balita berparas cantik itu meninggal dunia seusai digigit ular saat bermain di sekitar rumahnya.
Kapolres Indramayu, AKBP Suhermanto melalui Kapolsek Sindang, AKP Iin Sukaeti mengatakan, berdasarkan keterangan ayah korban Dakiman, kejadian itu terjadi pada Kamis, 16 Januari 2020 sekitar pukul 13.00 WIB.
"Saat itu Kayla Triyani bermain bersama teman-temannya di depan rumah samping lapangan sepak bola Krapak yang ditumbuhi rumput ilalang," ujar dia, Jumat (17/1/2020).
Saat bermain itu, Kayla Triyani diduga digigit ular pada lengan kirinya.
Lanjut AKP Iin Sukaeti, pada sore hari sekitar pukul 15.00 WIB, Kayla Triyani menunjukkan gelagat aneh.
Balita mungil itu izin kepada orangtuanya ingin tidur, namun tidak berselang lama ia justru muntah-muntah dan kejang-kejang.
Melihat kondisi tersebut, keluarga langsung melarikan Kayla Triyani ke RSUD Indramayu.
Namun, ketika sampai di rumah sakit balita 5 tahun tersebut menghembuskan napas terakhirnya.
"Dari hasil pemeriksaan RSUD, yaitu pada lengan sebelah kiri korban terdapat luka gigitan ular yang sudah ditutup oleh plaster," ujarnya.
Sekarang ini, Kayla Triyani sudah dimakamkan ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Nyi Resik Sindang untuk dikebumikan.
"Dalam kegiatan melayat hari ini pada Pukul 08.50 WIB jenazah dibawa ke TPU Nyi Resik Sindang untuk dikebumikan," ujarnya.
Kakek Penjual Cendol Juga Tewas, Gejalanya Sama
Seorang kakek di Tasikmalaya tewas digigit ular kecil, Sabtu (11/1/2020).
Ukuran ular tersebut hanya sebesar ibu jari orang dewasa.
Kakek bernama Emuh (74) itu lantas muntah-muntah, tetapi dokter mengira dirinya digigit serangga.
Kejadian bermula saat Emuh mencangkul di sawah, Sabtu (11/1/2020) petang.
Selain berjualan cendol, Emuh juga memiliki pekerjaan sampingan menggarap sawah milik saudaranya.

Secara tidak sengaja, cangkul Emuh mengenai tubuh ular, sehingga ular tersebut menggigit kakinya di bagian betis kanan.
"Keseharian bapak berjualan es cendol keliling kampung, dan pekerjaan sampingan menjadi petani sesekali bisa mencangkul hingga bapak terkena patukan ular berukuran jempol tangan warna hitam," ujar anak korban, Jafar, Minggu (12/1/2020).
Jafar yang sempat menemani ayahnya di sawah lalu membawa Emuh ke puskesmas terdekat karena mengalami muntah-muntah.
Oleh dokter, kaki Emuh disebut terkena gigitan serangga lalu diberi obat.
"Bapak sudah mendapatkan obat dan dokter memastikan bahwa bengkak pada bagian kaki sebelah kanan akibat dari gigitan serangga," ungkapnya.
Bukannya mereda, kaki Emuh malah semakin membengkak dan menjadi hitam hingga dirujuk ke RSUS dr Soekardjo.
Namun sayang, Emuh akhirnya menghembuskan napas terakhir setelah dua jam dirawat di rumah sakit tersebut.
Atas insiden itu, pihak keluarga mengaku sudah ikhlas dan berpesan kepada warga lain agar selalu waspada.
"Kami ikhlas dan itu adalah musibah. Tapi kepada warga lainnya untuk berhati-hati akan bahayanya patukan ular di lingkungan sekitar," pungkasnya
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Tasikmalaya Irwan Nugraha | Editor: Dony Aprian)
Teror Ular Kobra di Tasikmalaya
Upaya penangkapan belasan anak ular kobra di rumah Ketua DPC Peradi Tasikmalaya, Andi Ibnu Hadi, di kompleks Pondok Pesantren Riyadlul Ulum Wadda'wah, Condong, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya, dilakukan seorang santri yang sudah biasa menangkap ular.
Santri yang ahli menangkap ular ini bernama Teguh Prayoga (15), siswa kelas X SMA Terpadu Riyadlul Ulum Wadda'wah.
Ia berasal dari Desa Blok A Piruko, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat.
Teguh yang ditemui di lokasi, Senin (13/1/2020), mengatakan, sejak SD sudah biasa menangkap ular di kampung halamannya.
Tidak hanya ular sawah dan hijau, tapi juga ular kobra yang, kata Teguh, biasa disebut ular sendok.
"Saat tahu ada ular sendok di rumah Pak Andi, saya langsung membantu penangkapan," kata Teguh.
Setiba di rumah Andi ternyata belum satu pun ular ditangkap.

Andi menyuruh anggota keluarganya mengungsi ke lantai dua rumah. Kecuali si sulung Muzaki (15) yang masih berada di kamar depan.
Teguh yang dibantu dua temannya langsung melakukan perburuan. Berbekal sapu ijuk, sejak menjelang Magrib hingga malam Teguh berhasil menangkap 17 ekor kobra di beberapa tempat di rumah Andi.
"Kebanyakan ditemukan di dalam garasi mobil, sebanyak 15 ekor. Dua di antaranya di dalam sepatu olah raga milik Pak Andi. Dua lagi di dekat pintu masuk kamar dan depan rumah," ujar Teguh.
Teguh menambahkan, menurut pengalamannya, belasan anak ular kobra yang ditangkap di rumah Andi belum bisa menyemburkan bisa.

Namun jika digigit tetap mematikan.
"Makanya sewaktu melakukan penangkapan, saya dan teman-teman terus konsentrasi untuk menghindari gigitan," kata Teguh, seraya menyebut,anak ular kobra itu juga sudah bisa melebarkan lehernya khas ular kobra.
• VIDEO-PENAMPAKAN Teror 17 Ular Kobra Kembali Terjadi di Tasikmalaya, Ada Masuk Kamar Tidur
• Muzakir Teriak Lihat Ular Kobra Mengadangnya di Depan Pintu Kamar, Teror Ular Kobra di Tasikmalaya