Guru Satu Sekolah di Garut Keluar, Semua Siswa Ikut Mundur

Semua siswa itu memutuskan untuk mengundurkan diri dari SMK YBKP3 setelah semua guru di SMK tersebut keluar

Tribunjabar/Firman Wijaksana
Sejumlah orang tua siswa eks SMK Farmasi YBKP3 Garut melakukan audiensi dengan Kantor Cabang Dinas Pendidikan (KCD) XI Provinsi Jawa Barat, Kamis (16/1/2020). Orang tua siswa meminta bantuan setelah semua siswa SMK YBKP3 memilih pindah ke SMK Cipta Karsa. 

Permasalahan muncul saat para siswa ikut pindah ke sekolah baru. Pihak YBKP3 tak memberi surat pindah kepada para siswa. Padahal, para guru sama sekali tak mengajak siswa untuk ikut pindah.

"Mereka ikut pindah karena keinginan sendiri. Bukan karena paksaan dari kami," ucapnya.

Isma Nurullah, guru lain mengungkap jika ia dan rekannya terkejut saat terjadi pergantian kepala sekolah di hari pembagian rapor. Padahal sebelumnya, Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan XI Jabar sudah menjamin tidak akan ada kebijakan yang dikeluarkan YBKP3.

"Kami (guru) juga tidak nyaman sama kepemimpinan YBKP3. Saya sendiri pernah mengalami kekerasan verbal dari pimpinan yayasan. Bahkan menimpa juga (kekerasan verbal) ke siswa," kata guru bahasa Inggris itu.

Di sekolah baru, Isma menyebut para siswa sudah lebih nyaman. Pihaknya tetap mengutamakan para siswa untuk mendapatkan pelajaran.

Deni Kusdinar, Ketua Komite SMK Cipta Karsa, berharap pihak KCD XI bisa segera menyelesaikan masalah tersebut. Apalagi para siswa kelas XII harus mempersiapkan UN.

"Terutama soal surat pindah sekolah. Intinya harus diutamakan penyelamatan siswa lebih dulu. Khususnya siswa kelas XII," ujar Deni usai melakukan pertemuan di KCD XI Garut, Jalan Ahmad Yani.

Guru SMK YBKP3 Garut Mengundurkan Diri, Para Siswa Pun Turut Pindah Sekolah

Ia meminta pihak YBKP3 tak mempersulit orang tua dan siswa. Mereka semua sudah berkeinginan untuk pindah ke sekolah baru. Surat pindah itu diharapkan bisa segera diberikan YBKP3.

"Padahal itu hak siswa dan orang tua untuk memilih sekolah. Tapi pihak YKBP3 menolak memberikan. Padahal anak-anak sudah tak mau belajar di sekolah lama," katanya.

Deni menyebut, saat pembagian raport pada 21 Desember 2019, para guru tiba-tiba pamit dan menyebut telah mengundurkan diri. Otomatis membuat para siswa terkejut. Akhirnya, para siswa memilih ikut guru mereka ke sekolah baru.

"Ya buat apa bertahan di sana (SMK YBKP3) juga. Sudah tidak nyaman bagi siswa. Ditambah tidak ada guru yang mengajar," ucapnya.

Saat para siswa pindah, SMK YBKP3 sempat memberikan surat pemberitahuan kepada orang tua siswa, isinya meminta siswa kembali ke sekolah lama.

"Bahkan ada kata-kata yang seperti memaksa dan ancaman. Isinya jika memilih sekolah baru, maka rapor dan ijazah para siswa disebut ilegal," ujarnya. (firman wijaksana)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved