Guru Satu Sekolah di Garut Keluar, Semua Siswa Ikut Mundur

Semua siswa itu memutuskan untuk mengundurkan diri dari SMK YBKP3 setelah semua guru di SMK tersebut keluar

Tribunjabar/Firman Wijaksana
Sejumlah orang tua siswa eks SMK Farmasi YBKP3 Garut melakukan audiensi dengan Kantor Cabang Dinas Pendidikan (KCD) XI Provinsi Jawa Barat, Kamis (16/1/2020). Orang tua siswa meminta bantuan setelah semua siswa SMK YBKP3 memilih pindah ke SMK Cipta Karsa. 

TRIBUNJABAR.ID, GARUT- Ratusan siswa SMK Farmasi Yayasan Bhakti Karya Penunjang Pembangunan Pendidikan (YBKP3), Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, memilih keluar dari sekolah mereka.

Semua siswa itu memutuskan untuk mengundurkan diri dari SMK YBKP3 setelah semua guru di SMK tersebut keluar dan mendirikan sekolah baru, SMK Cipta Karsa di kawasan Wisma Lec, Jalan Guntur Melatai atau depan Terminal Guntur.

Sebanyak 381 siswa SMK YBKP3 kemudian memilih pindah ke SMK Cipta Karsa, tempat ke-53 guru mereka yang mundur dari SMK YBKP3 mengajar.

Salsa Asri Hikmah (16), siswi kelas XII SMK Cipta Karsa mengaku sudah sembilan hari bersama 380 siswa lainnya belajar di SMK Cipta Karsa.

"Di sekolah dulu (SMK YBKP3) sudah enggak nyaman. Pernah ada perlakuan kurang enak (dari yayasan)," ucap Salsa saat ditemui di SMK Cipta Karsa, Kamis (16/1/2020).

Salsa tak merinci perlakuan tak enak yang ia maksud. Gadis ini mengaku enggan mengungkapnya karena menilai semua permasalahan itu sudah selesai. Ia hanya ingin fokus untuk mempersiapkan ujian nasional (UN).

Jadi Desa Rawan Pangan di Garut, Kades Jayamekar Baru Tahu Saat DPC PDI-P Gelar Bakti Sosial

4 Perusahaan BUMN Buka Lowongan Kerja, Terima Lulusan SMA SMK, Gaji di Atas UMK, Cek Syarat di Sini

"(Meski pindah) tidak mengganggu UN dan tetap fokus belajar. Kami pindah juga keinginan sendiri. Tidak ada paksaan dari guru untuk ikut pindah," ujar siswi jurusan keperawatan itu.

Jika tetap bertahan di sekolah lama, kata Salsa, para siswa harus menghadapi lingkungan baru karena guru-guru yang mengajar pun semuanya orang baru. Salsa mengatakan, kenyamanan adalah hal utama untuk belajar.

"Guru-guru tetap profesional. Mereka sekarang mengajar seperti biasa. Kami juga tidak ingin ikut terlibat dalam konflik ini. Ingin fokus belajar," katanya.

Konflik Yayasan

Pindahnya semua penghuni SMK YBKP3 bermula dari konflik antaryayasan. Yayasan pertama adalah yayasan yang mendirikan YBKP3. Yayasan kedua adalah yayasan Bina Kharisma Insan Cendekia (BKIC) yang didirikan para guru YBKP3.

Yayasan BKIC berdiri pada 2016, dipicu oleh ketidaknyamanan para guru dengan kepemimpinan YBKP3. Seiring waktu, kedua yayasan itu membuat sebuah perjanjian. Yayasan BKIC kemudian ikut mengelola SMK YBKP3.

"Sebelum guru-guru bikin yayasan baru, YBKP3 minta dana operasional ke sekolah. Padahal kan itu tidak boleh. Jadi kami memutuskan buat yayasan baru. Ditambah ada beberapa masalah di yayasan sebelumnya," ucap Asep Nizar, salah seorang guru yang mengundurkan diri dari SMK YBKP3.

Pada 2017, yayasan BKIC menyewa gedung ke YBKP3 selama lima tahun hingga 2022. Dalam perjanjian, BKIC mengelola operasional sekolah. Namun pada Desember 2019, yayasan YBKP3 malah ikut campur dalam manajemen sekolah.

Lowongan Kerja di BUMN, Anak Perusahaan PT KAI Rekrut Karyawan, Lulusan SMA/SMK, Cek Persyaratan

VIDEO-RESMI, Kini SMK Pasundan 1 Pasundan Bandung Miliki Teaching Factory dan Business Incubator

"Tiba-tiba kepala sekolah diganti tanpa ada koordinasi dengan BKIC. Akhirnya saat pembagian rapor, kami pamit ke orang tua siswa," katanya.

Permasalahan muncul saat para siswa ikut pindah ke sekolah baru. Pihak YBKP3 tak memberi surat pindah kepada para siswa. Padahal, para guru sama sekali tak mengajak siswa untuk ikut pindah.

"Mereka ikut pindah karena keinginan sendiri. Bukan karena paksaan dari kami," ucapnya.

Isma Nurullah, guru lain mengungkap jika ia dan rekannya terkejut saat terjadi pergantian kepala sekolah di hari pembagian rapor. Padahal sebelumnya, Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan XI Jabar sudah menjamin tidak akan ada kebijakan yang dikeluarkan YBKP3.

"Kami (guru) juga tidak nyaman sama kepemimpinan YBKP3. Saya sendiri pernah mengalami kekerasan verbal dari pimpinan yayasan. Bahkan menimpa juga (kekerasan verbal) ke siswa," kata guru bahasa Inggris itu.

Di sekolah baru, Isma menyebut para siswa sudah lebih nyaman. Pihaknya tetap mengutamakan para siswa untuk mendapatkan pelajaran.

Deni Kusdinar, Ketua Komite SMK Cipta Karsa, berharap pihak KCD XI bisa segera menyelesaikan masalah tersebut. Apalagi para siswa kelas XII harus mempersiapkan UN.

"Terutama soal surat pindah sekolah. Intinya harus diutamakan penyelamatan siswa lebih dulu. Khususnya siswa kelas XII," ujar Deni usai melakukan pertemuan di KCD XI Garut, Jalan Ahmad Yani.

Guru SMK YBKP3 Garut Mengundurkan Diri, Para Siswa Pun Turut Pindah Sekolah

Ia meminta pihak YBKP3 tak mempersulit orang tua dan siswa. Mereka semua sudah berkeinginan untuk pindah ke sekolah baru. Surat pindah itu diharapkan bisa segera diberikan YBKP3.

"Padahal itu hak siswa dan orang tua untuk memilih sekolah. Tapi pihak YKBP3 menolak memberikan. Padahal anak-anak sudah tak mau belajar di sekolah lama," katanya.

Deni menyebut, saat pembagian raport pada 21 Desember 2019, para guru tiba-tiba pamit dan menyebut telah mengundurkan diri. Otomatis membuat para siswa terkejut. Akhirnya, para siswa memilih ikut guru mereka ke sekolah baru.

"Ya buat apa bertahan di sana (SMK YBKP3) juga. Sudah tidak nyaman bagi siswa. Ditambah tidak ada guru yang mengajar," ucapnya.

Saat para siswa pindah, SMK YBKP3 sempat memberikan surat pemberitahuan kepada orang tua siswa, isinya meminta siswa kembali ke sekolah lama.

"Bahkan ada kata-kata yang seperti memaksa dan ancaman. Isinya jika memilih sekolah baru, maka rapor dan ijazah para siswa disebut ilegal," ujarnya. (firman wijaksana)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved