Selain karena Stok Kurang, Ini Penyebab Lain Harga Cabai Naik di Kota Tasikmalaya
Tradisi hajatan di bulan Maulud, menjadi satu di antara pemicu kenaikan harga cabai merah di Pasar Induk Cikurubuk, Kota Cirebon
Penulis: Firman Suryaman | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Suryaman
TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA- Tradisi hajatan di bulan Maulud seperti nikahan atau khitanan, menjadi satu di antara pemicu kenaikan harga cabai merah di Pasar Induk Cikurubuk, Kota Tasikmalaya.
H Tatang (55), seorang pedagang sayuran di Pasar Induk Cikurubuk, Kamis (16/1/2020), menuturkan harga beberapa komoditas sayuran saat ini sedang naik. Selain karena pasokan kurang juga naiknya permintaan.
"Bulan Maulud kan sudah jadi tradisi di kita untuk mengadakan hajatan seperti pernikahan atau khitanan. Otomatis permintaan sayuran naik," kata Tatang. Yang paling menonjol adalah beragam jenis cabai.
Kenaikan paling tinggi adalah cabai merah super, saat ini harganya mencapai Rp 70.000 per kg.
"Tidak hanya cabai, sayuran lain untuk hajatan juga naik. Seperti wortel, tomat, kentang dan bawang-bawang. Tapi memang kenaikan harganya tidak sepedas cabai," ujar Tatang sedikit bergurau.
• Harga Cabai Terus Naik di Tasikmalaya, Pedagang Belum Tahu Kapan Akan Turun, Tergantung Pasokan
• VIDEO-Kenaikan Harga Cabai di Pasar Sindangkasih Majalengka Tembus Rp 120 Ribu Per Kilogram
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan, Ketahanan Pangan Kota Tasikmalaya, Tedi Setiadi, mengatakan, kenaikan harga sayuran terutama cabai merah, tak bisa dihindari karena Kota Tasikmalaya bukan penghasil sayuran.
"Selama ini, pemenuhan kebutuhan komoditas sayuran, bergantung pada pasokan daerah lain. Termasuk cabai merah, walau ada pasokan dari Cisayong dan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya, tapi tetap itu luar daerah," kata Tedi.
Yang terpenting saat ini, tambah Tedi, adalah menjaga stok sayuran agar tetap ada, untuk melayani kebutuhan warga kota.