Sempat Turun Saat Tahun Baru, Harga Cabai di Ciamis Naik Tajam Sejak dari Petani
Harga berbagai jenis cabai di tingkat petani, di sentra sayur-mayur kawasan agropolitan Sukamantri Ciamis, naik cukup tajam dalam lima hari terakhir.
Penulis: Andri M Dani | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Andri M Dani
TRIBUNJABAR.ID, CIAMIS– Harga berbagai jenis cabai di tingkat petani, di sentra sayur-mayur kawasan agropolitan Sukamantri Ciamis, naik cukup tajam dalam lima hari terakhir.
Harga terbaru menjadi Rp 45.000 per kilogram, baik itu cabai merah keriting, cabai besar TW maupun cabai rawit.
Padahal, waktu liburan Natal dan tahun baru lalu, harga cabai sempat jatuh sampai Rp 20.000 per kilogram.
“Kenaikannya merata, baik itu cabai merah keriting, cabai besar TW maupun cabai rawit. Sudah seminggu ini harganya di kisaran Rp 45.000/kg. Itu di tingkat petani,” ujar petani cabai sekaligus Ketua Gapoktan Karangsari, Desa Cibeureum Sukamantri, Ciamis kepada Tribun Kamis (9/1/2020).
Harga cabai di tingkat petani pada waktu liburan Natal dan tahun baru lalu, kata Pipin, harga cabai sempat jatuh ke angka Rp 20.000/kg, berangsur naik saat memasuk pe-kan pertama awal tahun baru yang diwarnai banyaknya turun hujan.
“Selepas tahun baru, harga cabai di tingkat petani naik setiap hari. Kenaikan harganya kadang Rp 1.000 bahkan ada kenaikan Rp 5.000. Kenaikan harga terjadi tiap hari, dan selama lima hari terakhir sudah stabil di angka Rp 45.000/kg,” katanya.
• Wali Kota Cimahi Sidak ke Pasar Antri, Harga Daging Ayam, Telur dan Cabai Merah Naik
• Petani Tanam Jagung di Lahan Bendungan Jatigede yang Surut, Bisa Dapat Puluhan Ton
Hujan yang turun setiap hari katanya berdampak pada kelancaran proses pemanenan atau pemetikan cabai sehingga mengganggu kelancaran pasokan ke pasar-pasar.
Kondisi tersebut tentu memicu kenaikan harga tidak hanya di tingkat petani tetapi tentunya juga berdampak pada kenaikan harga di tingkat eceran.
Di samping itu, menurut Pipin, kebun cabai yang saat ini panen merupakan kebun cabai sisa musim kemarau.
“Sekarang ada 20 hektar kebun cabai di Sukamantri yang siap panen. Itupun sebagian besar merupakan kebun cabai sisa musim kemarau lalu, hasil panennya tidak maksimal. Rata-rata hanya 8 sampai 10 ton /hektar. Normalnya kan, sampai 15 ton/hectare. Hasil panen sekarang hanya setengah dari kondisi normal,” kata Pipin.
• Musim Hujan Bikin Harga Sayur Mayur di Ciamis Naik, Harga Jengkol Malah Naik Dua Kali Lipat
• Musim Hujan Banyak Pohon Tumbang, Pemkot Bandung Imbau Masyarakat Waspada saat Berkendara dan Parkir
Memasuki musim hujan ini kata Pipin serangan hama pun mulai muncul, seperti serangan hama ulat buah. Biasanya musim hujan dengan tingkat kelembaban tinggi dan kurangnya cahaya matahari memicu munculnya penyakit dan hama.
“Mudah-mudahan tidak terjadi serangan hama dan penyakit. Tapi yang sudah muncul baru hama ulat buah,” katanya.
Memasuki musim hujan ini, kata Pipin, membuat petani bersemangat untuk menanam cabai.
“Kebun cabai yang baru tanam sekarang hamper 50 hektare sedangkan yang panen hanya kebun cabai sisa musim kemarau yang pertumbuhannya kurang optimal begitu juga hasil panennya. Ada juga gejala yang mengembirakan tanaman cabai sisa kemarau yang sedikit mengering kini mulai bertumbuhan tunas. Mudah-mudahan buahnya bagus nanti,” harap Pipin.
Saat harga cabai naik melejit, kata Pipin, harga tomat di tingkat petani di Sukamantri justru stabil di kisaran Rp 2.000 sampai Rp 3.000/kg.
