Tentara Jepang Dulu Mendarat di Dadap Indramayu, Bungker yang Tiba-tiba Ditemukan Jadi Buktinya
Tentara Jepang dulu mendarat di Dadap, Indramayu. Bungker yang tiba-tiba ditemukan jadi bukti sejarah.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: taufik ismail
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Temuan tiga buah benda bersejarah yang diduga pillbox atau bungker perlindungan tentara Jepang menjadi bukti yang menguatkan Desa Dadap kaya akan sejarah masa lalu.
Hal tersebut disampaikan Kuwu Desa Dadap, Asyriqin Syarif Wahadi, kepada Tribuncirebon.com di lokasi pemuan bungker perlindungan tentara Jepang, Jumat (3/1/2020).
Adapun lokasi penemuan bungker ini, yakni di pesisir pantai di Blok Baro Buntung, Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu.
Bungker perlindungan tentara Jepang itu berbentuk bundar dengan diameter sekitar 1,5 meter, tinggi 1,5 meter, dengan tebal dinding sekitar 25 centimeter.
Bunker ini terbuat dari batu dan kawat yang dicor sehingga membentuk sebuah benteng lindungan.
Menurut Asyriqin Syarif Wahadi, Desa Dadap dahulu menjadi satu dari tiga titik pendaratan pertama tentara Jepang saat menjajah di Kabupaten Indramayu.
"Karena tentara jepang itu, mendarat di indramayu di 3 lokasi, pertama di Eretan, Kandanghaur, dan satu lagi di Dadap," ujar dia.

Namun, peninggalan sejarah tentara Jepang di Eretan dan Kandanghaur sekarang sudah hilang.
Oleh karena itu, temuan bungker di Desa Dadap ini akan dilindungi sedemikian rupa oleh pemerintah desa agar tidak hilang seperti peninggalan-peninggalan sejarah yang lain.
Hal ini pula, disampaikan Asyriqin Syarif Wahadi, sebagai upaya pemerintah desa dalam memberi edukasi kepada masyarakat terkait sejarah-sejarah masa lalu di Desa Dadap.
"Maka kita abadikan bungker ini untuk mengenallan kepada generasi seterusnya, bahwa desa kita kaya akan sejarah masa lalu," ucapnya.
Adapun berdasarkan penuturan sesepuh desa, ada sebanyak 8 buah bunker perlindungan tentara Jepang yang ada di Desa Dadap.
Rinciannya, enam buah bungker berukuran bundar, satu buah bungker berbentuk parit atau meja, dan satu buah bungker dengan posisi berdiri.
"Tapi sisanya belum ditemukan titik koordinatnya di mana, baru yang tiga ini, dua berukuran bundar, satu lagi yang berbentuk parit atau meja," ucapnya.