Festival Ngarot di Lelea Indramayu, Lestarikan Adat Leluhur demi Jaga Kesucian Pergaulan Anak Muda
Ribuan masyarakat tampak antusias datang untuk menyaksikan pergelaran Festival Ngarot di Desa/Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu.
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Ribuan masyarakat tampak antusias datang untuk menyaksikan pergelaran Festival Ngarot di Desa/Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu.
Tradisi yang hanya terdapat satu satunya di Desa Lelea ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk datang menyaksikan.
Terlebih peserta dalam festival Ngarot ini merupakan para gadis dan jejaka di desa setempat.
• Pencak Silat Ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda

Gadis-gadis Ngarot itu bahkan didandani sedemikian rupa agar tampil cantik jelita.
Hiasan rangkaian bunga di kepala serta pakaian kebaya dan selendang yang dikenakan para Gadis Ngarot itu menyita ribuan pandangan pengunjung.
Semua gadis dan jejaka dalam Festival Ngarot ini berpawai dari rumah kepala desa berkeliling desa dan berkahir di Kantor Kuwu Desa Lelea.

Di sana mereka melakukan kegiatan seserahan dan pesta pertunjukan sembari menyantap hidangan bersama.
Seorang pengunjung asal Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, Maruf (18) mengatakan, baru pertama kali menyaksikan langsung perayaan Festival Ngarot ini.
Dia berpendapat, gadis-gadis yang didandani dengan hiasan rangkaian bunga di kepala itu sangat unik dan menjadi ciri khas dari Kabupaten Indramayu.
"Ingin lihat langsung gadis-gadis Ngarot," ucapnya.
Tradisi Leluhur Penuh Makna
Festival Ngarot menjadi suatu even tahunan bagi warga Desa/Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu untuk melestarikan tradisi adat peninggalan leluhurnya.
Kuwu Desa Lelea, Raidi mengatakan, Ngarot sendiri berasal dari bahasa Sunda yang memiliki arti ngaleueut atau minum.

Ada juga yang mengartikan Ngarot itu sebagai tradisi makan bersama.