Banjir di Kabupaten Bandung
Cieunteung Sudah Beroperasi, Kini Banjir Landa Andir, Tahun Depan Danau Retensi Dibangun di Andir
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Bob Arthur Lombogia, mengatakan kawasan di selatan Bandung
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Bob Arthur Lombogia, mengatakan kawasan di selatan Bandung yang pertama kali mengalami banjir luapan Sungai Citarum pada Selasa (17/12/2019) adalah kawasan Andir di Kecamatan Dayeuhkolot.
Di lokasi inilah akan didirikan danau retensi pengendali banjir setelah Cieunteung.
"Banjir tadi malam, yang (permukaan airnya) naik pertama, itu di Sungai Ciputat. Makanya ada genangan di Andir. Di situlah kita akan bikinkan danau retensi," kata Bob saat dihubungi, Rabu (18/12).
Bob mengatakan Sungai Ciputat bermuara di Sungai Citarum. Karenanya saat permukaan air di Sungai Citarum naik, air dari Citarum ini malah berbalik ke Sungai Ciputat dan Andir pun tergenang banjir.
"Retensi Andir ini diprogramkan tahun depan. Kemarin kita sudah tahap pembayaran tanah untuk pembebasan lahannya, dan dikerjakan tahun depan dengan luas 4,9 hektare. Kalau Cieunteung 5 hektare lebih," katanya.
• Malam Tahun Baru, Jalur Geronggong di Perbatasan Cirebon-Kuningan Bakal Ditutup
Danau retensi Andir ini pun akan berfungsi sama seperti Cieunteung untuk menahan luapan Sungai Citarum ke anak sungainya. Sekaligus untuk menampung dan mengendalikan air dari anak sungai Citarum.
Rabu (18/12) dini hari pun, katanya, pihaknya mengoperasikan Danau Retensi Cieunteung dengan mengoperasikan pompanya secara maksimal.
Akhirnya, kawasan di sekitar Sungai Cigado pun tidak terkena banjir.
"Tadi malam kita operasikan Cieunteung saat air mulai naik, petugas diturunkan untuk operasikan pompa. Cieunteung berfungsi atasi banjir di bagian atas kolam retensi, sekitar Sungai Cigado. Kata staf kami, Sungai Cigado tidak meluap, artinya Cieunteung sudah menjalankan fungsinya, air dibuang ke Citarum," katanya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan ada 16 proyek untuk mengatasi permasalahan banjir di daerah aliran sungai (DAS) Citarum. Jika pembangunan 16 proyek ini lancar, sekitar 700 hektare lahan yang dulu biasanya rutin terbanjiri luapan sungai, bisa bebas banjir. Sisanya, dapat lebih cepat surut banjirnya, tidak sampai memakan waktu berhari-hari.
• Sempat Ditutup Empat Bulan, Perlintasan Warung Jambu Akhirnya Dibuka Kembali tapi Masih Manual
"Kami informasikan kami sedang membebaskan lahan karena akan berkomitmen membuat Cieunteung-Cieunteung yang baru karena Cieunteung sendiri saja tidak cukup. Kami sudah membebaskan 4,5 hektare lahan untuk persiapan kolam retensi di Andir. Kemudian Pak Bupati siapkan 10 hektare di daerah hulunya," katanya.
Ridwan Kamil mengatakan 16 pekerjaan normalisasi yang tengah dikerjakan di Citarum untuk mengatasi banjir adalah normalisasi sungai, pembuatan floodway, oxbow, dan kolam retensi.
Dari 16 proyek itu, yang terbesarnya adalah pembangunan terowongan dua jalur untuk mengalirkan air yang sering melambat di daerah Curug Jompong yang sering kali membuat air itu berbalik kanan ke lokasi banjir karena berkelok-kelok dan banyak batu besar.
"Insyaallah terowongan pengaliran air Citarum ini pada pertengahan Desember sudah akan selesai dan dirapi-rapi sedikit sehingga di awal tahun 2020 itu bisa berfungsi. Mudah-mudahan masyarakat Jawa Barat masyarakat yang terdampak banjir bisa melihat apresiasi terhadap apa yang dilakukan pemerintah ini sudah sangat optimal tapi tidak ada istilah jamin bebas banjir ya, itu istilahnya kualat lah," kata gubernur yang akrab disapa Emil ini.
• Banjir di Dayeuhkolot Malah Dijadikan Arena Bermain Anak-anak, Kini Sudah 5 Kecamatan Terendam