Tung Tang Ting Dung, Suara Gamelan dan Tari Perjuangan, Tolak Pembangunan Waterboom di Pangandaran

Tarian Jublek itu bentuk menolak atas rencana Provinsi Jawa Barat akan mengalihfingsikan pondok seni di Pangandaran menjadi wisata Waterboom.

Penulis: Syarif Pulloh Anwari | Editor: Kisdiantoro
Tribunjabar.id/Syarif Pullah
Wanita penari Jubleg, tarian Jublek itu bentuk menolak atas rencana Provinsi Jawa Barat akan mengalihfingsikan pondok seni di Pangandaran menjadi wisata Waterboom. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Pulloh Anwari

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Suara musik gamelan yang dimainkan para seniman membuat sekitar Jalan Naripan, tepatnya di seberang Gedung YPK, Kota Bandung, menjadi perhatian banyak orang saat melintasi jalan tersebut.

"Tung Tang Ting Dung" begitu bunyi suara yang mengiringi para seniman meluapkan ekspresi yang menampilkan berbagai kesenian diantaranyaa seni "Jubleg".

Tiga orang yang mengenakan pakaian serba hitam, disertai iket kepala memantaskan dengan aksi yang tak lazim menggit sebuah alat yang sering dipakai untuk menumbuk padi.

Tiga orang itu bernama Aan (50), Ajat 30, dan Ryan 40.

Rusuh Penggusuran di Tamansari Bandung, Mang Oded Jelaskan Duduk Perkaranya, Menyesal dan Minta Maaf

Ketiga seniman itu melenggokkan kedua tangannya masing-masing berirama dengan suara musik.

Ketua Rumah Sunda Galuh Pakuan, Gungun Nugraha menjelaskan kesenian Jubleg ini sudah ada ratusan tahun tepatnya di Desa Mekar Sewu, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut.

Kesenian ini sebagai bentuk perjuangan rakyat Indonesia saat mengusir para penjajah.

"Sebetulnya kesenian "Jubleg ini tak lepas dari konteks perjuangan waktu jaman mengusir Belanda. Salah satu bentuk untuk memperlihatkan kekuatan kepada Belanda bahwa para penjuang tidak selemah yang dikira oleh Belanda," ujar Gungun, Jumat (13/12/2019).

Selain itu, kesenian Jubleg ini dipakai untuk pentas debus, kesenian ini dipakai tradisi panen raya oleh warga diwilayahnya tersebut.

Gungun menyebutkan kesenian Jubleg pada saat ini yang hampir punah, pihaknya pun terus melestarikan kesenian peninggalan para sesepuhnya.

Ia menjelaskan maksud tujuan dirinya bersama para seniman lainnya datang jauh-jauh ke Bandung itu merupakan bentuk aksi solidaritas dan menolak atas rencana Provinsi Jawa Barat akan mengalihfingsikan pondok seni di Pangandaran menjadi wisata Waterboom.

Penting Buat Orang Tua, Begini Cara Aktifkan Parental Control di Google Play Store

Menurutnya Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang rencana pembangunan tersebut tak sesuai apa yang diharapkan.

"Pemerintah harus menampung aspirasi dari masyarakat jangan mentang-mentang bahwa pemerintah itu punya kebijakan, karena banyak kebijakan pemerintahan dalam persoalan pembangunan tidak tapat sasaran terkait tata kota, dan disingkirkan soal kesenian dan kebudayaan kurang diperhatikan," ungkapnya

Terlihat aksi penolakan tersebut dari spanduk yang ditempelkan bertuliskan "Masyarakat Seni Rakyat Indonesia. Aksi Seni Ruwatan Tolak Waterboom".

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved