Selain Ancaman Gempa dari Sesar Lembang, Bandung Hadapi Bahaya Lain, Apa Itu?

Tingkat konsumsi air yang tidak terkontrol mulai memicu terjadinya penurunan muka tanah (land subsidence).

Editor: Ravianto
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
PENURUNAN MUKA TANAH - Kawasan Gedebage, Kota Bandung, menjadi salah satu yang terus mengalami penurunan muka tanah sejak 20 tahun terakhir. Penurunan muka tanah di Bandung Raya rata-rata mencapai 20 sentimeter per tahun. 

Sebelumnya, kata Heri, Mexico City mengalami masalah serupa, yakni penurunan muka tanah yang mencapai 20 sentimeter per tahun.

Namun, pemerintah di negara tersebut mampu menghentikan penurunan air dengan cara mengatur manajemen air yang baik dan menghentikan pengambilan air tanah.

"Sementara di kita, di Bandung dan Jakarta ini, belum. Akhirnya sekarang menjadi yang tercepat. Dulunya Mexico City, sekarang Bandung," ujar dia.

Selain Mexico, Singapura juga berhasil mengatasi fenomena penurunan tanah.

Singapura bahkan sudah berhasil menggunakan 100 persen air permukaan dan 0 persen air tanah.

Air permukaan dapat diperoleh dengan upaya water harvesting, water recycling, dan retensi area atau waduk. Bisa juga dengan melakukan revitalisasi sungai.

Jika penurunan tanah di Bandung Raya ini tidak segera diatasi, kata Heri, kawasan ini akan mengalami kekeringan serius pada 2050.

"Bandung sudah zona merah," katanya.

Pakar geodesi ITB lainnya, Dr Irwan Gumilar ST Msi, mengatakan, penurunan permukaan tanah di Bandung Raya membuat banyak rumah posisinya di bawah jalan raya. Ini terlihat di kawasan Gedebage.

Padahal, berdasarkan keterangan warga, kata Irwan, rumah-rumah yang dibangun sekitar tahun 1980-1990-an itu awalnya sejajar dengan jalan.

"Akibatnya, warga terpaksa meninggikan halaman rumahnya, atau membuat akses tangga ke dalam rumah. Kondisi rumahnya jadi seperti basement," ujarnya melalui telepon, kemarin.

Di lokasi berbeda semisal Kopo, penurunan tanah menyebabkan bangunan menjadi miring, jalan rusak, serta retakan pada bangunan rumah yang terus bertambah.

"Awalnya lantai pecah, retakan kemudian bergerak naik ke dinding," ujarnya.

Irwan mengatakan, tanda lain adanya penurunan tanah adalah jendela makin susah ditutup dan pintu mulai berubah posisi.

"Kalau tidak diantisipasi, kerusakannya akan terus terjadi," katanya.

 Tiga Rumah di Desa Balewangi Garut Terancam Ambruk Akibat Retakan Tanah, Pergerakan Tanah Sudah Lama

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved