Pemkot Bandung Bentuk Satgas Anak Ayam, Beri Pendampingan Bagi Pelajar dan Jadi Program Sekolah

Pemkot Bandung akan membentuk satgas untuk meninjau perkembangan dan pendampingan bagi pelajar yang diberi anak ayam

Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Ichsan
tribunjabar/lutfi ahmad mauludin
Wali Kota Bandung Oded M Danial di Pendopo Kota Bandung, Rabu (20/11/2019). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemkot Bandung akan membentuk satgas anak ayam untuk meninjau perkembangan dan pendampingan bagi pelajar yang diberi anak ayam untuk dipelihara.

Kepala Dispangtan Kota  Bandung, Gin Gin Ginanjar mengatakan pihaknya akan membentuk satgas termasuk dibantu lima komunitas untuk mendampingi program pemberian anak ayam kepada siswa yang akan diluncurkan Pemkot Bandung.

"Lima komunitas itu adalah KTNA, Bandung Backyard Farm dan beberapa perguruan tinggi seperti peternakan Universitas Padjadjaran, tapi nanti juga dari himpunan alumni IPB akan datang," ujar Gin Gin, di Pendopo ,Kota Bandung, Rabu (20/11/2019)

Selain itu, kata Gin Gin, dari lembaga komunitas tingkat provinsi mau datang dan mendukung rogram yang diluncurkan Pemkot Bandung tersebut.

Syekh Abdul Rahman yang Makamnya Ditemukan di Kiajaran Wetan Indramayu Merupakan Wali Mastur

Menurut Gin Gin, program tersebut masuk dalam program sekolah, menjadi mata pelajaran sekolah. 

"Kami perkirakan dalam satu semester atau enam bulan bisa sampai menghasilkan telur,  terus diamati perkembangan dilaporkan lalu ada penilaian dari guru," kata dia.

Gin Gin tidak menampik ada anak atau orangtua yang tegas menolak program pemberian anak ayam tersebut

"Kami survei dulu ke siswa dan orangtua bersedia atau tidak dan kami tidak maksa, ada beberapa yang menolak karena alergi dan tidak punya lahan," katanya. 

Kecanduan Game Online, Siswa SD di Magetan Bolos Sekolah 3 Bulan

Menurut Gin Gin, nantinya satu orang diberi satu ekor ayam dan membentuk kelompok diisi oleh 5 orang. 

"Untuk  tempatnya di salah satu orang siswa dari lima orang  tersebut, supaya lebih efektif. Kalau dipaksakan satu anak satu rumah, justru jadi banyak kendala karena tidak semua punya lahan (jika dikelompokan) justru lebih fleksibel," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved