Kisah Sarah Ismullah yang Aktif Berikan Edukasi Mitigasi Bencana bagi Anak-anak
Saat meliput bencana tsunami di Pangandaran pada 2014, Sarah Ismullah (38) melihat banyak anak-anak
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Saat meliput bencana tsunami di Pangandaran pada 2014, Sarah Ismullah (38) melihat banyak anak-anak yang menjadi korban.
Minimnya edukasi soal mitigasi atau upaya yang dilakukan untuk mengurangi korban akibat bencana dirasa masih kurang.
Melihat hal ini, Sarah Ismullah membuat buku dengan judul 'Aku Siaga Di Rumah, Aku Siaga Di Sekolah, Aku Siaga P3K dan Apa yang Harus Aku Lakukan'.
Buku-buku tersebut ditulis oleh Sarah termasuk supaya anak siaga dalam bencana.
Dari buku yang ditulisnya, Sarah juga membuat program petualangan anak termasuk mitigasi anak.
• Kahitna Populerkan Kembali Lagu Cinta Indonesia Karya Guruh Sukarno Putra, Aransemen Kekinian
Ditemui di sela acara Idea Talk di 23 Paskal, Kota Bandung, Sarah menjelaskan buku-buku ini penting dibaca oleh anak-anak karena anak rentan menjadi korban saat bencana.
"Saya mempersiapkan supaya anak tahu bagaimana menolong temannya ketika luka, bagaimana ketika terjadi gempa, banjir, tsunami, dan diberi pengertian kenapa penyebanya," ujar Sarah di 23 Paskal, Jalan Pasirkaliki, Kota Bandung, Selasa (12/11/2019).
Ia menjelaskan tidak hanya Jepang, Indonesia juga berpotensi sebagai negara yang terkena bencana.
Oleh karena itu ia memberikan edukasi mitigasi sedini mungkin untuk anak TK hingga SD.
Tak hanya sekadar membaca buku, ia juga mengemasnya lewat program petualangan sehingga anak bisa mempraktekan secara langsung.
"Di Jepang anak-anak sudah diberikan edukasi mitigasi, namun di Indonesia baru dilakukan baru-baru saja. Saya pikir penting materi mitigasi untuk masuk ke kurikulum sekolah," ujarnya.
• Modus Baru Perampokan, Matikan Listrik Rumah lalu Ikat dan Bekap Korban Pakai Celana Dalam
Keseharian anak-anak yang beraktivitas di sekolah, rumah, dan tempat umum tentunya menjadi hal yang perlu diwaspadai saat bencana datang tak terduga.
Perempuan kelahiran Prancis 2 November 1981 ini mengatakan sebelumnya ia telah mendapatkan edukasi soal mitigasi saat kuliah strata 1 jurusan oseanografi di ITB, dan ia melanjutkan pendidikannya mengambil jurusan Master of Business Administration di kampus yang sama.
Melalui karya dan program mitigasi yang dilakukannya hingga saat ini, Sarah berharap bisa meningkatkan kesadaran akan pentingnya edukasi ini kepada berbagai kalangan.