Satu Menit Langsung Roboh, Ini 5 Fakta Roboh Atap GOR Arcamanik Akibat Hujan dan Angin Kencang

Atap GOR Arcamanik, Kota Bandung, roboh pada Sabtu sore (9/11/2019). Hal itu disebabkan angin kenca

Editor: Theofilus Richard
Tribun Jabar/Lutfi Ahmad Mauludin
Hujan deras disertai angin yang mengakibatkan atap tribun timur stadion GOR Arcamanik roboh, Sabtu (9/11/2019). 

Atap yang masih utuh di bagian tribun timur hanya sekira 15 meter. Selebihnya ada yang masih tergantung dan ada yang sudah menyentuh tanah.

Tembok asrama atlet yang ada di depan stadion juga retak karena menahan runtuhan atap dan rangka besi dari stadion sepakbola.

Selain tembok asrama, beberapa bagian tembok stadion juga terlihat retak.

Atap tersebut berbahan plat besi berwarna silver dan tiang rangkanya berbahan besi berwarna putih.

Selain atap stadion, pagar pembatas lapangan voli pasir juga roboh akibat tertimpa atap dan rangka besi stadion sepakbola.

Ada dua lapangan voli pasir yang berada di depan tribun timur stadion.

Satu lapangan yang dikelilingi pagar hijau mengalami kerusakan di dua sisi.

Sedangkan lapangan yang lain mengalami kerusakan pada seluruh bagian pagar pembatas.

Reaksi Dinas Pemuda dan Olahraga Jabar Setelah Atap dan Pagar GOR Arcamanik Ambruk

Petugas keamanan Sport Jabar Arcamanik, Bandung memasang garis pembatas berwarna putih di area runtuhnya atap stadion sepakbola, Sabtu (9/11/2019).
Petugas keamanan Sport Jabar Arcamanik, Bandung memasang garis pembatas berwarna putih di area runtuhnya atap stadion sepakbola, Sabtu (9/11/2019). (Tribun Jabar/Daniel Andreand Damanik)

4. Latihan marching band bubar

Saat kejadian robohnya atap GOR Arcamanik, kelompok marching band Gita Pakuan sedang berlatih.

Tetapi, karena kejadian ini, pelatih marching band Gita Pakuan, Dida (38), membubarkan latihan.

Saat kejadian, kata Dida, anak-anak asuhnya yang ada di teras stadion, tak langsung masuk ke dalam tapi mengamankan diri dulu.

"Jadi kami merapat ke tembok dulu, lalu setelah angin mereda langsung masuk ke dalam. Alhamdulillah semua selamat," ujar dia.

Selanjutnya, semua pemain marching band itu dikumpulkan di ruang pelatih. Dedi berusaha menenangkan mereka di sana.

"Saya coba untuk bisa menenangkan mereka meski saya sendiri panik, sebab mereka tanggung jawab kami," ujar dia.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved