Kisah Nenek Berusia 100 Tahun, Hidup di Gubuk Reyot, Sering Minta Kerja Agar Dapat Upah & Beli Makan
Kisah nenek berusia 100 tahun. Tinggal di gubuk reyot sering minta kerja agar dapat upah dan bisa beli makan.
TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Di usianya yang seabad, kegetiran harus dirasakan Mak Iyah.
Sudah hampir sejak 30 tahun lalu, sejak suaminya meninggal dunia, Mak Iyah (100) kini hidup sebatang kara.
Ia tinggal di gubuk reyot di tengah areal kebun sayur di Kampung Pasir Bajing, RT 5/3, Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur.
Mak Iyah kini sudah tidak bekerja.
Saban hari, ia habiskan dengan berdiam diri di rumah.
Sesekali turun ke perkampungan warga untuk berinteraksi atau sekedar mengobrol dengan tetangga.
Walau masih sanggup berjalan, tapi Mak Iyah harus tertatih-tatih karena tubuhnya semakin ringkih.
Penglihatannya sudah mulai kabur dan mengalami gangguan pendengaran.
Untuk menyambung hidup, perempuan berusia seabad itu kini hanya bisa mengharapkan belas kasihan tetangga dan warga sekitar.
Ada yang menyumbang beras, memberi makanan, dan ada yang sedekah uang.
Uang pemberian itu lantas dibelikan makanan atau bahan masakan.

"Suka nyangu (menanak nasi) sama goreng (ikan) asin. Kalau lalapan nyari di kebun," kata Mak Iyah, saat ditemui Kompas.com, di gubuk reyotnya, Sabtu (2/11/2019).
Kendati hidup dari kedermawanan orang, tapi Mak Iyah mengaku tidak berani meminta-minta.
Bahkan, ketika ada warga yang ingin mengajaknya tinggal, ia lebih memilih tetap di gubuknya.
"Isin nyungkeun mah (malu kalau minta) emak mah se-dikasihnya saja," ucap dia.