Dinas SDA Jabar Belum Paham Kritikan Anggota DPRD Sebut Ada Simbol Freemasonry di Situ Rawa Kalong

Kepala SDA Jabar, Linda Al Amin, mengatakan belum bisa menangkap maksud dari komentar anggota DPRD Jabar yang menyatakan terdapat simbol freemasonry

Tribun Jakarta/Dwi Putra Kesuma
Desain revitalisasi Situ Rawa Kalong menuai kontroversi. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kepala Dinas Sumber Daya Air ( SDA) Provinsi Jawa Barat, Linda Al Amin, mengatakan belum bisa menangkap maksud dari komentar anggota DPRD Jabar yang menyatakan terdapat simbol freemasonry pada desain proyek revitalisasi Situ Rawa Kalong di Kota Depok.

Linda mengatakan Pemprov Jabar sama sekali tidak memiliki niat sedikitpun untuk membubuhkan simbol-simbol yang dapat menyinggung perasaan masyarakat dalam proyek-proyek pembangunan, termasuk di Situ Rawa Kalong.

"Ya saya juga belum memahami apa yang dimaksudkan oleh rekan-rekan Komisi IV DPRD Jabar," kata Linda melalui ponsel, Selasa (5/11/2019).

Kepala UPTD WS Ciliwung Cisadane, Azhari, yang mendampingi rombongan anggota dewan ke Situ Rawa Kalong mengatakan dirinya pun kaget dan belum bisa mengerti maksud anggota dewan yang menyatakan terdapat simbol freemasonry pada desain Situ Rawa Kalong.

Revitalisasi Situ Rawa Kalong di Depok.
Revitalisasi Situ Rawa Kalong di Depok. (Tribun Jakarta/Dwi Putra Kesuma)

"Saya juga kaget, waktu kami perlihatkan desain, ada komentar seperti itu. Kalau saya terus terang tidak paham ya. Tidak melihat seperti itu dari kacamata awam saya," kata Azhari.

Azhari mengatakan desain revitalisasi Situ Rawa Kalong sendiri bukanlah dibuat oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil, melainkan oleh konsultan pembangunan revitalisasi tersebut.

"Yang diributkan itu desain panggung yang mengapung di tengah situ. Kalau saya lihat ya bagus saja, mirip gedung oprera di Sydney," katanya.

Masyarakat pun, katanya, telah mengetahui desain tersebut dan belum ada yang mengeluhkannya.

Kandidat gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat mendesain rencana penataan Situ Rawa Kalong Depok, beberapa waktu lalu.
Kandidat gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat mendesain rencana penataan Situ Rawa Kalong Depok, beberapa waktu lalu. (KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI)

Bahkan desain ini mendapat sejumlah apresiasi masyarakat.

Situ Rawa Kalong ini, katanya, tengah direvitalisasi menjadi kawasan wisata dan konservasi sumber daya air.

Di tempat tersebut dibangun joggibg track, amfiteater, dan panggung mengapung untuk pertunjukan seni. Rencananya, pembangunan tersebut rampung 2020.

Sebelumnya diberitakan, Ketua Komisi IV DPRD Jawa Barat Imam Budi Hartono, menyebut desain revitalisasi Situ Rawa Kalong di kawasan Tapos, Kota Depok, seperti lambang Freemasonry.

Desain revitalisasi Situ Rawa Kalong.
Desain revitalisasi Situ Rawa Kalong. (Tribun Jakarta/Dwi Putra Kesuma)

Pernyataan tersebut diungkapkan Imam, ketika melakukan inspeksi mendadak bersama sejumlah anggota DPRD lainnya di Situ Rawa Kalong.

"Tadi teman-teman berkomentar terhadap desain ini. Sebagai seorang arsitek desain ini mungkin terlihat bagus oleh seorang Ridwan Kamil, tapi bagi umat Islam ini agak menyinggung karena nyangkut-nyangkut masalah freemasonry, Yahudi lah, ini yang memberatkan kami," ujar Imam di lokasi, Senin (4/11/2019).

Freemasonry sendiri adalah sebuah organisasi persaudaraan yang awalnya dibentuk oleh para ahli bangunan di Eropa.

Simbol-simbol yang sering dikaitkan dengan persaudaraan ini adalah bentuk segitiga, piramida, dan obeliks. (Sam)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved