Mirip di Kota Shimabara Jepang, Selokan di Desa Palir Cirebon Ini Juga Dihuni Ribuan Ikan
Sepanjang 50 meter di selokan di desa tersebut kini ditinggali oleh ribuan ikan tawar berbagai jenis mulai dari nila, mujair, emas, hingga koi.
Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Ravianto
Laporan wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi
TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Ada pemandangan berbeda yang terjadi di Blok Kulon, Desa Palir, Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon, sejak satu bulan terakhir ini.
Sepanjang 50 meter di selokan di desa tersebut kini ditinggali oleh ribuan ikan tawar berbagai jenis mulai dari nila, mujair, emas, hingga koi.
Selokan berisi ribuan ikan di Desa Palir, Cirebon ini mirip seperti di Kota Shimabara, Jepang.
Bedanya, selokan di Kota Shimabara hanya berisi ikan Koi sementara di Desa Palir ada beragam jenis ikan.
Selokan yang berada di Blok Kulon itu, dipasangi teralis besi sebagai penyekat, sehingga ribuan ikan yang hidup di saluran drainase itu tidak hilang terbawa arus air.
Berdasarkan pantauan Tribun Jabar, Senin (4/11/2019), keberadaan selokan berisi ratusan ikan hias tersebut menjadi daya tarik baru untuk masyarakat sekitar dan pengendara yang melintas.
Di waktu pagi hingga sore hari, terutama anak-anak, mendatangi lokasi selokan tersebut untuk melihat ribuan ikan, bahkan beberapa anak-anak pun tampak memberikan pakan.
Disepanjang 50 meter lokasi selokan solokan, kondisi airnya pun tampak jernih, bahkan sama sekali tidak terlihat ada sampah plastik rumah tangga yang mencemari tempat bagi ribuan ikan tersebut.
Andi (40), warga Blok Kulon RT 5/2, mengatakan, ribuan ikan tersebut sengaja ditebar oleh pemerintah desa pada bulan lalu dan kini menjadi daya tertarik bagi warga sekitar.
"Asalnya sepi, sekarang jadi ramai. Apalagi anak-anak, terus banyak tukang dagang juga," kata Andi di Blok Cikapundung, Desa Palir, Kecamatan Tengahtani, Kabupaten Cirebon, Senin (4/11/2019).
Dalam sebuah baligho di tengah selokan berisi ribuan ikan itu tersebut, berisikan tulisan yakni dibangun oleh Pemerintah Desa Palir dengan volume 69,29 meter kubik dan dibangun menggunakan dana desa tahun anggaran 2019 sebanyak Rp 77.034.000.
Semenjak dihidupi oleh ribuan ikan, kata Andi, warga di sekitar pun sudah tidak ada lagi yang berani membuang sampah ke selokan, karena takut membuat ikan tersebut mati.
"Sama sekali tidak ada sampah, warga juga jadi sadar," katanya.
Warga lainnya, Ahmad (45), berharap, seluruh selokan yang berada di desa tersebut dihidupi oleh ribuan ikan, sehingga nantinya menjadi daya tarik bagi masyarakat lain untuk berkunjung.