Warga Terdampak Retakan Tanah di Garut Mulai Diungsikan
Warga Kampung Sukasari, Desa Mekarsari, Kecamatan Cikajang yang terdampak retakan tanah kemarin mulai diungsikan.
Penulis: Firman Wijaksana | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Wijaksana
TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Warga Kampung Sukasari, Desa Mekarsari, Kecamatan Cikajang yang terdampak retakan tanah kemarin mulai diungsikan. Pergerakan tanah di kampung tersebut kemungkinan bisa meluas.
Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, mengatakan, pemindahan warga dilakukan karena khawatir terjadi longsor akibat retakan tanah. Apalagi di bulan November diprediksi akan memasuki musim hujan.
"Saya sudah minta agar segera dievakuasi. Biar tidak ada korban jadi evakuasi dini lebih baik," ujar Helmi di Gedung Intan Balarea, Kamis (31/10/2019).
• Puluhan Makam di Garut Terpaksa Dibongkar, Hujan Mulai Picu Longsor dan Tanah Bergerak
Sebagian warga terdampak ada yang pindah ke tempat evakuasi. Sebagian lagi ada yang pindah ke sanak saudara. Helmi menyebut, retakan tanah sudah cukup parah. Posisi retakan juga berada di tebing.
"Saya sudah tugaskan BPBD dan Dinas Sosial mengecek ke lapangan. Penanganannya harus cepat sebelum mulai musim hujan," katanya.
Helmi juga mengapresiasi kepada masyarakat yang aktif merelokasi jenazah di area makam. Jika dibiarkan sangat berpotesi terkena dampak longsor.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Garut, Tubagus Agus Sofyan, mengatakan, sebanyak tiga kecamatan telah melaporkan kejadian pergerakan tanah, yaitu Kecamatan Cikajang, Malangbong, dan Cigedug.
"Masing-masing kecamatan telah melaporkan terdapat dua titik pergerakan tanah. Artinya, saat ini sudah ada enam titik pergerakan tanah di Garut," ujar Tubagus.
Ia menyebut telah mengimbau ke setiap kecamatan untuk siaga menjelang musim hujan. Garut merupakan salah satu wilayah rawan bencana pergerakan tanah. Hampir semua kecamatan di Garut memiliki potensi untuk terjadi longsor.
Hasil kajian PVMBG, lanjutnya, pergerakan tanah di ketiga kecamatan itu sudah naik ke level tinggi. Kenaikan itu karena sudah terjadi pergerakan tanah.
"Warga yang tinggal di wilayah berpotensi longsor dengan tingkat kerawanan tinggi untuk berhati-hati. Saat terjadi gempa bumi atau hujan dengan intensitas tinggi lebih dari tiga jam, untuk segera mengungsi," katanya. (firman wijaksana)