Puluhan Makam di Garut Terpaksa Dibongkar, Hujan Mulai Picu Longsor dan Tanah Bergerak
Hujan yang turun sejak beberapa hari lalu di sejumlah wilayah di Jawa Barat mulai memicu longsor dan pergerakan tanah.
Penulis: Firman Wijaksana | Editor: Theofilus Richard
Rustandi mengatakan, pergerakan tanah sudah terjadi sejak pekan lalu.
Pemindahan makam dilakukan warga sejak Selasa (29/10/2019). Kemarin, hampir semua makam sudah dibongkar. Permakaman baru berada di tanah wakaf, sekitar satu kilometer dari lokasi lama.
Retakan-retakan tanah ini, menurut Rustandi, juga membuat warga khawatir.
"Takut retakannya melebar ke rumah. Sekarang, kan, baru di area makam sama kebun. Tapi terus memanjang dan melebar retakannya itu," katanya.
Abdurrahim, Ketua RW 4, Kampung Sukasari, mengatakan, awalnya warga merasa curiga karena fondasi di makam keluarga mereka ambles beberapa sentimeter.
• VIDEO-Polisi Ungkap Prostitusi Online Gadis di Bawah Umur di Tasikmalaya, Pesan Lewat Aplikasi
"Fondasinya turun lebih dari 10 sentimeter. Terus ada makam yang retak juga. Retakan setiap hari terus melebar dan bertambah panjang," ujar Abdurrahim.
Lebar retakan awalnya hanya sekitar dua sentimeter. Namun, dalam waktu singkat lebar retakan bertambah.
"Sekarang lebarnya sudah 30-an sentimeter dan kedalamannya sekitar tiga sampai empat meter. Panjangnya sudah 300-an meteran. Makanya makam dipindahkan, khawatir nantinya ada longsor," ucapnya.
Abdurrahim mengatakan, sudah 20 makam yang dipindahkan oleh warga sejak Selasa. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan pihak kecamatan sudah meninjau. Untuk sementara belum ada warga yang mengungsi.
"Di RT 3/4 saja ada 50 rumah yang terdampak. Terus di RW 5 ada delapan rumah. RW 5 lokasinya persis di bawah makam ini," katanya.
Teteng Ahmad Faqih, perangkat Desa Mekarsari, mengatakan, meminta warga meningkatkan kewaspadaannya. Sejauh ini, belum ada warga yang mengungsi.
"Baru makam saja yang dipindahkan. Cuma jarak rumah ke makam itu paling 50 meter. Makanya warga khawatir bisa ada longsor kalau hujan turun," ucap Teteng.
Sebelumnya, retakan tanah juga terjadi di Kampung Malongpong, Desa Karangmukti, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya.
• Vina Garut Video Panasnya Lawan 3 Pria Viral, Lalu Mantan Suami Meninggal, Begini Kabarnya Sekarang
Relawan BPBD Kecamatan Salawu, Udan Taufik, mengatakan, beberapa rekahan berada di jalan desa dan saluran irigasi.
"Tanah itu kering selama kemarau dan timbul retakan. Begitu ada hujan turun, langsung merekah dan khawatir menimbulkan longsor. Untung tidak ditemukan di kawasan permukiman," kata Udan, pekan lalu.